Siapkan Hujan Buatan

Riau | Minggu, 23 Juni 2013 - 09:16 WIB

PEKANBARU (RP) - Untuk mengatasi bencana kabut asap yang masih terjadi, pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) RI mempersiapkan hujan buatan. Penggunaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) membuat hujan buatan menurut BNPB segala persiapan sudah stand by di Pangkalan Udara TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.

Saat ini tiga unit helikopter jenis Bolco dari BPPT, satu unit Cassa 212 serta satu unit Herkules yang baru berangkat dari Pangkalan Bun, Kalimantan Selatan pada pukul 09:00 WIB membawa 10 ton garam yang akan disemai ke awan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Akan dilihat dulu awan kumulus, bisa hari ini, besok atau lusa. Kalau memang sudah bisa dilihat maka akan kita koordinasikan dengan pihak BMKG,’’ ujar Kepala BNPB RI Syamsul Maarif saat akan meninjau beberapa titik Karhutla menggunakan Helikopter TNI AU siang kemarin.

Awan kumulus sendiri diakuinya baru bisa dilihat melalui teknologi yang dimiliki BPPT dan BMKG, terutama saat cuaca cerah. Sehingga proses tindakan yang akan kita laksanakan di Riau bergantung pada hasil pantauan BMKG sendiri. ‘’Jika memang sudah tuntas dan tidak ada lagi laporan titik-titik api di Riau maka akan diakhiri,’’ lanjutnya.

Sementara itu, hari ini, Ahad (23/6) dan Senin (besok) dipastikan akan dilakukan pemadaman titik api di Dumai dan sekitarnya melalui hujan buatan. Penanggulangan kabut asap di Riau langsung dikoordinatori Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) RI dengan melibatkan seluruh unsur.

Kepastian pemadaman dengan bom air disampaikan Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, Sabtu (22/6) di Bukit Timah, Dumai, saat apel pasukan pemadaman kebakaran. Apel pasukan ini diikuti satuan dari TN, Polri, Manggala Agni, Pemadam Kebakaran dan petugas dari Pemko Dumai.

‘’Hari ini (kemarin, red), besok (hari ini, red) atau lusa, kita pastikan pemadaman dengan hujan buatan. Hari ini (kemarin) kita tengah melalukan persiapan untuk itu,’’ kata Menhut. Diakui Menhut, kebakaran lahan di sejumlah daerah di Riau tepatnya di Dumai, Bengkalis dan Rokan Hilir cukup parah. Kabut asap tebal yang menyelimuti udara sudah masuk dalam kategori membahayakan. ISPU mencatat kualitas udara Dumai 632 PSI.

Menurutnya, kebakaran lahan yang telah menjadi bencana tersebut karena kondisi iklim. Setiap lima tahun sekali terjadi fenomena alam yakni terjadinya siklus iklim yakni iklim kemarau panjang dan terjadi angin seklon atau angin yang berputar berlawanan dengan arah jarum jam. ‘’Dalam kondisi ini, jika terjadi kebakaran lahan di satu titik, akan mudah berpindah ke lokasi lain karena diterbangkan angin. Karena kemarau yang membuat lahan kering, api semakin cepat menjalar,’’ jelasnya.

Meski begitu, Menhut memberi penegasan terhadap pelaku pembakaran lahan. Pihaknya bersama Kepolisian akan melakukan penyelidikan. Tidak ada ampun bagi yang terbukti melakukan pembakaran lahan. ‘’Untuk perusahaan berizin, jika ada terbukti melakukan pembakaran lahan, langsung cabut izinnya,’’ sebutnya.

Presiden SBY, sebut Menhut, telah memberikan instruksi sampai empat kali. Meminta seluruh menteri dan lembaga, pemerintah daerah, TNI serta Polri dibantu dengan masyarakat peduli api untuk melakukan upaya pemadaman secara bersama-sama.

Usai apel pasukan, didampingi Wagubri Mambang Mit, Bupati Bengkalis, Herliyan Saleh dan Wali Kota Dumai, Khairul Anwar, Menhut langsung melakukan pemadaman api di areal KM 21, Bukit Timah. Ia menyemprotkan air ke lahan sawit yang tampak berasap. ‘’Bila yang terbakar lahan gambut, beginilah kesulitannya. Apinya akan sulit dipadamkan. Harus dilakukan sampai gabutnya basah semua,’’ jelasnya. (egp)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook