DURI (RP) - Tugu 2 miliar Barel Minyak Duri yang dibangun tahun 2006 di Jalan Lintas Duri-Pekanbaru dekat Gate Suharto, Duri diselimuti dengan kain hitam, Rabu (22/5). Pagi itu, sekitar pukul 09.30 WIB, sejumlah karyawan Chevron Pasific Indonesia dibantu karyawan dua mitra kerjanya sibuk memasang kain hitam di tugu setinggi lebih kurang lima meter tersebut.
“Rencana kami, tugu ini bisa ditutupi semuanya dengan kain hitam. Namun kainnya kecil dan hanya tiga helai sehingga tidak mencukupi. Akhirnya, kami pasang juga sebagai simbol tanda kita turut prihatin atas tuduhan korupsi proyek bioremediasi yang ditudingkan terhadap sejumlah karyawan Chevron dan mitra kerjanya,” kata seorang karyawan Chevron kepada Riau Pos di lokasi demo.
Tugu 1 Miliar Barel Minyak Duri di seberang jalan di sisi Timur Tugu 2 Miliar Barel juga menjadi sasaran aksi solidaritas karyawan Chevron, Duri. Tugu tersebut juga ditutupi dengan baliho bertuliskan tentang hal ikhwal proyek bioremediasi. Baliho itu dilengkapi pula dengan aneka foto penguat argumen.
“Kedua tugu ini jadi sasaran aksi karena ini dianggap sebagai simbol keberhasilan CPI dalam mengeksploitasi minyak Duri,” ujar karyawan Chevron tersebut.
Manager CMR CPI, Tiva Permata yang dihubungi terpisah menyebutkan, aksi karyawan tersebut merupakan bentuk keprihatinan segenap keluarga besar Chevron dan mitra kerjanya terhadap penanganan kasus bioremediasi oleh para penegak hukum.
“Kami perhatian dan mengharapkan dukungan semua pihak untuk mengawal penegakan hukum yang jujur, adil, dan berhati nurani. Ini murni aksi karyawan. Tak ada hubungan dengan perusahaan,” kata Tiva.
Sementara itu, Ketua Duri Institute, Dr H Elfiedi Sofyan menyorot tajam aksi tersebut. Menurutnya, aksi seperti itu tak sepantasnya dilakukan karyawan Chevron.
“Menurut saya, ini aksi memalukan. Rasanya tak pantas untuk dilakukan oleh karyawan Chevron. Apa tujuannya? Mau menunjukkan kalau mereka sudah memberikan kontribusi besar ke negara ini. Tak salah itu? Siapa yang membantu siapa? Chevron berkontribusi ke negara atau negara yang sudah membesarkan Chevron? Tak etis rasanya. Hormatilah proses hukum yang tengah berjalan dan tak masanya lagi melakukan intervensi,” tegas Elfiedi.(sda)