Pemprov Sterilkan ‘’Pabrik’’ Tuak

Riau | Rabu, 23 Mei 2012 - 09:07 WIB

Laporan MARRIO KISAZ, Pekanbaru marrio-kisaz@riaupos.co

 

Informasi tentang eksploitasi eks pabrik biodisel menjadi ‘’pabrik’’ tuak membuat Kepala Biro Perlengkapan Setdaprov, Abdi Haro gerah. Sehingga, langkah tegas berupa penertiban dilakukan secara langsung.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hasil inspeksi mendadak di lahan milik Pemerintah Provinsi Riau di Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, lokasi itu terlihat terbengkalai. Masih terlihat beberapa bekas pengolahan “pabrik” tuak dan bangkai pabrik biodisel yang sudah usang.

‘’Sesuai instruksi Kepala Biro, kita turun langsung ke lapangan untuk mensterilkan kawasan ini. Sehingga tidak terjadi lagi hal-hal yang negatif di aset Pemprov Riau,’’ ujar Kasubag Inventarisir Aset Biro Perlengkapan, Edi Saputra kepada Riau Pos, di sela-sela sidak di kawasan eks pengolahan biodisel, Selasa (22/5).

Dia juga mengaku heran dengan kondisi yang terjadi di areal tersebut. Dengan kondisi itu, dia berencana melakukan land clearing, pemeliharaan dan membangun rumah sementara untuk penjaga yang akan di kawasan dengan terlihat dipenuhi semak belukar tersebut.

‘’ Ini harus segera disterilkan. Tidak boleh ada penyalahgunaan aset, karena lahan yang masih terdata di Kartu Inventaris Barang (KIB),’’ tutur Edi.

Hasil pantauan Riau Pos di lapangan, kondisi lahan terlihat semrawut dan kurang tertata dengan baik. Dibelakang eks biodisel terlihat beberapa kolam ikan yang juga sempat bermasalah beberapa waktu lalu.

‘’Mudah-mudahan dengan sidak ini kondisi yang sudah pernah bermasalah tersebut tidak terjadi lagi,’’ imbuh Edi yang berjanji akan mengawasi kawasan tersebut.

Untuk mengingatkan, dua tahun lalu Biro Perlengkapan sudah dibuat bekerja ekstra karena lahan tersebut menjadi “ pabri” tuak.

Padahal di atas lahan tersebut selain ditanami pohon kelapa, juga berdiri Pabrik Biodisel yang merupakan proyek Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Riau, pada tahun 2005 silam.

Proyek senilai Rp5 milyar dari APBD Riau 2003 ini, diresmikan oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI, Kusmayanto Kardiman dan Gubernur Riau HM Rusli Zainal masih belum berjalan maksimal.

Bahkan tidak hanya itu, di lokasi ini juga dikembangkan beberapa tambak ikan yang dikelola oleh pihak swasta.(muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook