PEKANBARU (RP) - Hingga Maret, terindikasi 220 penderita demam berdarah (DBD) di Riau. Jumlah itu hampir merata di seluruh kabupaten/kota se Riau.
Dari angka tersebut, terdata satu orang korban meninggal dunia karena DBD dari Kota Dumai. Jumlah itu dinilai belum terlalu tinggi, sehingga belum ditetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB).
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin kepada Riau Pos. Menurutnya, angka tersebut menurun dibandingkan tahun 2012 lalu.
Dari data Dinas Kesehatan diketahui, kasus terbesar di temukan di Kabupaten Siak dengan 49 kasus. Kemudian dilanjutkan dengan Bengkalis dan Dumai dengan 25 kasus. Sementara kasus terendah ditemukan di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu dengan hanya ditemukan tiga kasus.
Menurutnya, penyakit tersebut memang perlu menjadi perhatian. Begitu juga saat memasuki musim pancaroba seperti yang dirasakan saat ini. ‘’ Untuk antisipasi musim pancaroba, kita sudah mengirim sudah ke seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk harus siaga. Saya menghimbau untuk berhati-hati terhadap kondisi lingkungan,’’ urai Zainal.
Saat ditanyakan mengenai penyakit-penyakt yang rentan timbul saat musim pancaroba, Mantan Kepala Bagian Humas RSUD Arifin Achmad itu mengatakan penyakit yang memerlukan perhatian ekstra adalah demam berdarah, ISPA dan Diare.
‘’ Kemaren ada kasus keracunan di Rohil. kita sudah turunkan tim kesana. Kita terus melakukan koordinasi ke kabupaten/kota untuk memberikan perhatian ekstra dalam pelayanan kesehatan selama musim pancaroba,’’ paparnya.
Dia mengakui, Dinas Kesehatan Provinsi Riau paling bertanggung jawab untuk permasalahan kesehatan di Riau. Namun, dari data yang dimiliki, memang sampai saat ini belum ditemukan lonjakan kasus penyakit di Riau. ‘’ Himbauan kita adalah, kurangi aktifitas di luar rumah. Kalaupun terpaksa gunakan masker. Sampai saat ini ketersedian masih cukup. Kalau ada daerah yang kurang, silahkan melapor ke provinsi,’’ ungkap Zainal.(rio)