BAGANSIAPI-API (RIAUPOS.CO) - Drainase yang tidak berfungsi di daerah sentra produksi di Kepenghuluan Pedamaran, Kecamatan Pekaitan, Kabupaten Rohil, setidaknya telah memberikan dampak. Salah satunya, sekitar 500 hektare lahan pertanian di daerah itu telah terendam banjir.
Sungai Navigasi 17 dan Navigasi 18 serta SK 5 yang terdapat di Kepenghuluan Pedamaran, merupakan salah satu drainase terpenting yang menunjang di sektor pertanian. Namun sayangnya, kondisi saluran terpenting tersebut, kondisinya sudah mengalami pendangkalan serta dipenuhi sejumlah rerumputan.
‘’Jadi, setelah diguyur hujan dan datang air sungai pasang, daerah pertanian ini bisa langsung terendam banjir,’’ kata Ali (40) salah seorang warga Pekaitan.
Cepat dangkalnya kondisi ketiga saluran ini, tampaknya tidak terlepas dari kegiatan pasang surut air sungai. Dimana, saat sungai sedang pasang, airnya masuk ke daerah terpenting itu sambil membawa lumpur.
‘’Kalau air sungai surut, lumpurnya tertinggal. Lama kelamaan, lumpur itu menjadi tebal sehingga draenase itupun datang,’’ ungkap Ali.
Camat Pekaitan, H Syafruddin yang ditemui Riau Pos secara terpisah kemarin tidak menafikan hal tersebut. ‘’Lantaran drainase yang kurang bagus, ada daerah sentra pertanian kita yang sedang terendam,’’ kata Syafruddin.
Untuk mencarikan solusinya, tambah Syafruddin, maka ketiga drainase terpenting di tiga daerah tersebut sangat perlu dicarikan solusinya. Salah satu diantaranya yakni perlu melakukan normalisasi.
‘’Program normalisasi itu sendiri, sudah pernah kita sampaikan kepada Pemkab Rohil melalui instansi terkait,’’ terangnya.
Normalisasi sungai Navigasi 17 dan N 18 serta SK 5, panjangnya mencapai sekitar 20 kilometer. Dengan adanya normalisasi itu, maka masalah banjir yang kerap dihadapi oleh masyarakat maupun petani dapat segera teratasi. (adv/a)