PEKANBARU (RP)- Pertumbuhan penduduk yang diharapkan menurun, justru malah mengalami peningkatan di Riau. Bahkan angkanya di atas rata-rata angka nasional. Jika laju pertumbuhan penduduk secara nasional sebesar 1,49 persen, di Provinsi Riau angka laju pertumbuhan penduduk sebesar 3,59 persen.
Hal ini mengakibatkan penduduk Provinsi Riau meningkat drastis. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 lalu, penduduk Riau mencapai 5.538.367 jiwa.
Masalahnya, banyak di antara imigran itu merupakan orang-orang yang kurang berkualitas. Tentu saja ini akan menjadi permasalahan kependudukan di Riau, mulai dari lapangan kerja, kriminalitas hingga persoalan lainnya.
Demikian diungkapkan Gubernur Riau, HM Rusli Zainal melalui Staf Ahli Bidang Sosial dan Kemasyarakatan H Zailani Arifsyah saat membuka Rakerda BKKBN Riau, Rabu (22/2) di Hotel Premier Pekanbaru.
Hadir dalam Rakerda tersebut Deputi Advokasi dan Program Informasi (Adpin) BKKBN Pusat, Drs Hardiyanto, Kepala BKKBN Perwakilan Riau Drs Ary Goedadi, anggota DPRD Riau dan instansi terkait.
Dijelaskannya, jumlah penduduk Provinsi Riau yang cukup besar dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, jika tidak diantisipasi secara bijak dan tepat bukan tidak mungkin untuk beberapa tahun ke depan jumlah penduduk Provinsi Riau akan terus meningkat dengan pesat. Belum lagi berbagai problema yang menyertainya.
Memang benar, paparnya, peningkatan jumlah penduduk yang tinggi itu bukan serta merta berasal dari kelahiran murni, tetapi juga didukung oleh migrasi yang tinggi. Hal ini bisa dipahami karena Provinsi Riau merupakan daerah tujuan bermigrasi, mengingat pertumbuhan ekonomi dan sumber daya alam yang melimpah. Ini menjadikan daya tarik tersendiri bagi para imigran untuk masuk ke wilayah Provinsi Riau.
Jika saja para imigran ini datang dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai, mungkin bukan terlalu persoalan. Tetapi jika yang datang kemudian memiliki sumber daya manusia terbatas dan masih berusia muda atau reproduksi, tentunya hal ini akan menjadi problema pada program KB ke depan.
Selanjutnya, angka ketergantungan di Provinsi Riau juga di atas angka Nasional yaitu sebesar 55,46 persen, sementara angka nasional sebesar 51,31 persen.(eca/mka)