PEKANBARU (RIAUPOS.CO)-Sebentar lagi, nama Jembatan Siak IV ditemukan. Pembangunannya hampir rampung. Untuk penamaannya sendiri, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, telah menerima usulan sejumlah nama untuk jembatan tersebut.
Salah satunya yakni nama Sultan Siak kelima, Marhum Pekan atau Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah. Marhum Pekan adalah pendiri Kota Pekanbaru. Hanya saja, nama tersebut telah digunakan untuk nama Jembatan Siak III.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Riau, Dadang Eko Purwanto mengatakan, nama yang diusulkan oleh Gubernur Riau, yakni Marhum Pekan.
“Jadi Pak Gubernur itu mengusulkan nama Marhum Pekan tersebut untuk menamai Jembatan Siak IV. Nama ini juga sedang dibicarakan dengan tokoh masyarakat adat,” kata Dadang, kemarin.
Marhum Pekan atau Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah, merupakan sultan kelima Kerajaan Siak, yang juga dikenal sebagai pendiri Kota Pekanbaru.
“Selama ini kan nama jembatan kita dikenalnya sebagai Jembatan Siak I, II, dan III. Kami maunya Jembatan Siak IV ini, ada namanya dan disosialisasikan kepada masyarakat,” tuturnya.
Selain nama itu, Dadang juga telah menerima usulan nama lainnya, yakni Panglima Ghimbam. Nama ini, juga disebut-sebut sebagai pendiri Pekanbaru. Ada yang menyebut, Panglima Ghimbam sebagai orang yang menjemput Putri Kaca Mayang dari Aceh. Setelah Putri Kaca Mayang meninggal, dan dimakamkan di Gasib, Siak. Menanggung kesedihan, lalu dia pergi meninggalkan kerajaan Gasib, menemukan daerah baru, masih di aliran Sungai Siak, hingga akhirnya meninggal dunia, dimakamkan di daerah Sail, Pekanbaru. Nanti kita usulkan juga ke Pak Gubernur,” ujar dia.
Diketahui, pembangunan Jembatan Siak IV dipastikan selesai pada 22 Januari ini. Karena saat ini sedang proses pemasangan main span terakhir. Tinggal pekerjaan akhir saja.
“Insya Allah, dalam beberapa hari ini akan selesai pengerjaannya. Namun sayangnya nama jembatan ini belum ada,” kata Dadang.
Dia juga menginginkan, jembatan itu dinamai dengan nama tokoh Riau, atau pahlawan asal Riau. Atau, nama yang bisa menunjukkan ciri khas Riau. “Sebagai contoh Jembatan Ampera di Palembang, Jembatan Suramadu, Jembatan Barelang dan yang lainnya,” kata Dadang.
Dijelaskannya, jembatan yang menghubungkan antara pusat Pekanbaru dan Rumbai ini, berbentuk seperti jembatan modern lainnya yang ada di Indonesia. Jadi sudah sewajarnya ada nama jembatan, sehingga akan melekat bagi masyarakat dan pendatang.
“Kalau bisa ada namanya, kalau tidak nama pahlawan Riau, bisa nama tokoh lainnya yang betul dikenal oleh masyarakat Melayu,” sebutnya.
“Saya berharap ada masukan dan usulan dari masyarakat maupun tokoh Riau, termasuk LAM Riau. Kalau tidak ada, kami terpaksa hanya memakai nama jembatan sesuai nomenklaturnya, yakni Jembatan Siak IV sebelum peresmian,” kata Dadang.
Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) juga akan mendiskusikan pemberian nama untuk Jembatan Siak IV Pekanbaru. Hal ini mengingat pembangunan jembatan sebentar lagi selesai dan segera diresmikan.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri Syahril Abu Bakar mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum ada pilihan nama untuk Jembatan Siak IV itu. Karena, menurutnya, pemberian nama jembatan tersebut tidak bisa sembarangan.
Pihaknya, kata dia, akan mendiskusikan terlebih dahulu untuk mengusulkan nama Jembatan Siak IV tersebut. “Sekarang belum ada. Bagus nanti kita bicarakan dengan MKA, apa nama yang baik untuk Jembatan Siak IV,” kata dia.(mng)
(Laporan SARIDAL MAIJAR, Pekanbaru).