PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) - Praktik maksiat di Pangkalankerinci semakin marak dan kian mengkhawatirkan.
Untuk itu, Dewan Pimpinan Wilayah Front Pembela Islam (DPW-FPI) Kabupaten Pelalawan secara resmi melaporkan kondisi tersebut kepada Bupati Pelalawan HM Harris.
FPI berharap tindakan tegas aparat terkait, termasuk memberantas penyakit masyarakat (pekat).
Demikian hal ini disampaikan Ketua DPW-FPI Pelalawan Ir H Syaugi Shahab didampingi R Lubsul Jannah selaku Sekjen FPI Pelalawan kepada Riau Pos, Rabu (22/1) di Pangkalankerinci.
‘’Secara resmi kami telah melaporkan kondisi maraknya praktik maksiat di Pangkalankerinci khususnya kepada Bupati Pelalawan HM Harris. Baik itu melibatkan pelajar maupun masyarakat umum lainnya. Tentunya, kami berharap ada tindakan riil dari pemerintah untuk menyelamatkan generasi muda kita dan menyelamatkan daerah kita ini dari ancaman dan azab Allah SWT akibat maksiat,’’ terang Ketua DPW-FPI Pelalawan.
Ironisnya, maksiat itu dilakukan di lingkungan kantor bupati dan DPRD Pelalawan. Parahnya lagi di areal pemakaman umum samping kantor Bupati Pelalawan dekat Balai Adat, areal Islamic Center Masjid Ulul Azmi yang notabenenya tempat ibadah, tapi malah dijadikan lokasi mesum,’’ bebernya.
Tidak hanya tempat berpacaran bagi kalangan pelajar dan remaja, sambungnya, bahkan areal pekuburan juga dijadikan tempat menenggak minuman keras.
Dan juga malah terjadi perkelahian di lokasi tersebut dikarenakan mengonsumsi minuman haram tersebut.
‘’Pada malam tahun baru lalu itu, lebih 300 orang memadati Kompleks Islamic Center, Masjid Agung Kabupaten Pelalawan Ulul Azmi. Mereka bukannya ingin mengikuti pengajian atau zikir, tapi dengan berbagai perlakuan yang menantang Allah, hura-hura, rekreasi mesum di areal tersebut. Sungguh hal seperti ini tidak mungkin kita biarkan terus menerus terjadi,’’ paparnya.
Apalagi, lanjutnya, mengingat areal masjid dan tempat pekuburan merupakan tempat sakral, maka FPI Pelalawan melalui surat yang disampaikan ke Bupati Pelalawan mengusulkan beberapa solusi, di antaranya, untuk dapat dibuatkan pintu penutup jalan masuk ke Kompleks Islamic Center (pintu pagar atau ampang-ampang), sehingga kendaraan yang tidak berkepentingan tidak dapat masuk dengan mudah.
‘’Selain itu menambah lampu, baik di depan maupun di bagian belakang kompleks. Menghidupkan dan meramaikan fungsi masjid dengan diadakan kajian-kajian majelis ilmu secara rutin harian, mingguan dan lainnya dengan mengangkat imam tetap masjid setingkat S1/ S2 untuk pengembangan. Untuk sementara ini, FPI setiap Sabtu malam akan menghidupkan masjid dengan mengadakan tausiyah agama dan zikir,’’ ujarnya.(amn)