Parsini I dan II Meninggal

Riau | Senin, 23 Januari 2012 - 09:55 WIB

PEKANBARU (RP)- Setelah sempat kritis sepanjang Ahad (22/1) kemarin, bayi kembar siam putri anak pasangan Parsini dan Riswanto, warga asal Desa Kuala Gading, Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu akhirnya meninggal dunia, Ahad (22/1) malam tadi sekitar pukul 22.30 WIB.

Sebelumnya, bayi yang lahir dengan kondisi rongga dada dan perut menyatu serta memiliki satu jantung ini, sudah enam hari menjalani perawatan di Ruang Perinatologi RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Kami tim telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi jiwa pasien bayi kembar tidak dapat ditolong. Bayi itu meninggal sekitar pukul 22.30 WIB,’’ ujar Ketua Tim Dokter yang menangani bayi ini, dr Tubagus Odih, SpBA pada Riau Pos, Ahad (22/1) malam.

Dijelaskan dr Odih, bayi yang biasanya disebut Parsini I dan II ini dinyatakan meninggal karena kegagalan kemampuan jantung mencukupi dua individu atau istilah medisnya Decompensasi Cordis. ‘’Alat-alat penopang hidup bayi itu selesai dilepaskan sekitar pukul 00.00 WIB,’’ lanjutnya.

Berdasarkan pantauan Riau Pos di ruang Perinatologi Neonatus RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru malam tadi, pasangan Parsini dan Riswanto tampak menunggui sang anak saat diberikan pertolongan dalam kondisi kritis oleh tim dokter.

Sekitar pukul 00.05 WIB, jenazah bayi Parsini I dan II  dibawa keluar dari ruang Perinatologi oleh seorang perawat dan seorang petugas rumah sakit didampingi oleh kedua orangtua bayi serta seorang kerabat lainnya.

Jenazahnya selanjutnya dibawa ke kamar pemulasaran jenazah RSUD. Riswanto dan Parsini tampak cukup tegar menghadapi kondisi buah hatinya yang telah meninggal dunia itu.

‘’Kami keluarga sudah berusaha. Kalau memang begini kehendak Allah SWT kami ikhlas,’’ ujar Roy Ngusman, salah seorang kerabat yang mendampingi mereka.

Usai mengurus administrasi kematian bayi di ruang pemulasaran jenazah. Bayi ini langsung dimasukkan ke dalam ambulance yang sudah menunggu untuk kemudian diberangkatkan ke Indragiri Hulu, kampung halaman sang bayi untuk dikebumikan.

Sempat Kritis

Sebelumnya, bayi kembar siam ini sempat berada dalam kondisi kritis. Berdasarkan diagnosa tim dokter, pernafasan bayi kembar siam ini memburuk.

Dr Tubagus Odih mengatakan kondisi pernafasan bayi tersebut memburuk. ‘’Keduanya membutuhkan alat bantu nafas, ventilator,’’ ujar dr Tubagus Odih, SpBA pada Riau Pos kemarin siang.

Meski kondisi pernafasannya memburuk, kondisi organ lain pada bayi ini dinuilai cukup stabil. ‘’Kita masih terus memantau dan menunggu perkembangan selanjutnya,’’ ujar dr Tubagus Odih.

Dijelaskan Tubagus Odih, kondisi bayi kembar siam ini mulai memburuk Sabtu (21/1) malam sekitar pukul 23.39 WIB.

Setelah dipantau dan kondisinya terus menurun, Ahad (22/1) sekitar pukul 02.30 WIB, tim dokter yang menangani bayi kembar siam ini akhirnya memasang ventilator untuk menstabilkan pernafasan sang bayi.(rul/ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook