PEKANBARU (RIAU POS.CO) - Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla saat membuka Kongres HMI ke-XXIX di Hotel Labersa, Ahad (22/11) di hadiri lima menteri Kebinet Kerja, para alumni HMI Akbar Tanjung, Mahfud MD dan lain-lain. JK mengatakan HMI merupakan organisasi mahasiswa islam yang selalu mencerminkan watak ke Islamannya. Namun, saat ini kita melihat islam di negara-negara eropa mengalami ke kakacauan dan kehancuran akibat lemahnya suatu negara, sehingga itu harus menjadi perhatian kita bersama.
Kehancuran negara akibat lemahnya suatu negera karena telah terjadi perpecahan ditengah-tengah msayarakat. "Jika kita lemah maka akan dihancurkan oleh negara besar lainnya. Untuk itu sebagai negara Islam tersebesar di Dunia kita harus bersatu baik itu dari HMI, tokoh agama, masyarakat dan lain-lain,"ujar Jusuf Kalla, Ahad (22/11).
Lanjutnya, Jangan ada perpecahan terutama Hinpunan Mahasiswa Islam (HMI) di seluruh Indonesia mulai dari Sabang sampai Meraoke. Islam di Indoensia harus kuat, kita harus bersatu baik itu didalam beragama antar satu agama dengan agama lainnya, masyarkatnya tokoh agama dan lain-lain, dan juga harus meningkatkan ekonomi dan sosialnya. Bangsa ini tidak boleh gagal, agar tidak terjadi malapetaka.
"Saya dimanapun terjadi konflik, saya selalu datang untuk mnenyelesaikannya. Kita berharap agar Islam di Indonesia lebih baik dari pada islam dinegara lainnya. Kita harus jaga ke islaman.
Tampa toleransi maka kita akan tersisihkan, perstauan harus dijaga dan bangsa harus dijaga. Agar Kita selalu menuju kemakmuran.
Saat ini saya melihat sebagai kita umat islam, kita tidak kekurangan mesjid, kita tidak kekurangan pesantren dan kita tidak kekurangan tokoh agama tetapi kita kekurangan se seorangan yang mampu didalam dunia usaha,"terangnya.
Ia menambahkan, Jangan kibarkan bendera HMI untuk menggelar aksi unjuk rasa dan marah-marah dijalan melakukan aksi anarkis, tetapi bagaimana supaya HMI ini bisa menjadi jembatan untuk meraih kesuksesan dimasa depan, para alumni harus terus meningkatkan kualitas apabila punya inovasi dibidang industri.
Laporan: Dofi Iskandar
