DAYUN (RP) - Sedikitnya 16 hektare kebun sawit warga di KM 54, jalan lintas Dayun-simpang KM11, Desa Sawit Permai teredam banjir.
Terendamnya kebun sawit milik warga ini sudah berlangsung lama, yang disebabkan oleh bangunan gorong-gorong yang melintasi jalan di KM 54 tidak sejajar dengan lahan warga yang tergenang air, yakni bangunan gorong-gorong lebih tinggi dari kebun sawit warga.
Dari pantauan di lapangan, 16 hektare kebun kelapa sawit warga terlihat sudah ada yang hampir mati dan tidak berproduksi lagi.
Padahal dari pengakuan pemiliknya sebelum kebun itu terendam banjir, dalam satu kali panin menghasilkan 1,5 ton kelapa sawit dan sekarang hanya berkisar 250-280 kg per kali panen.
‘’Kondisi ini sudah berlangsung lama, dan hasil produksi kami turun tajam dan sekarang masih terendam bajir. Ini disebakan karena gorong-gorong untuk bangunan jalan yang memotong jalan di km 54 tidak sejajar dengan ketinggian tanah alias gorong-goronya menggantung, sehingga pada saat hujan deras seperti sekarang ini airnya tidak mengalir secara keseluruhan,’’ keluh H Purwanto kepada Riau Pos, Kamis (21/11) di areal kebunnya yang terendam banjir.
Ia bersama warga pemilik kebun sawit yang lain bernama Giyani, Tasid, Manulang, Supardu, M Nainggolan dan didampingi mantan Kepala Desa Sawit Permai Azhar Nasution terlihat sangat kecewa dengan kondisi kebunnya yang terendam bajir.
Pasalnya kebun tersebut merupakan penghasilan yang sangat diharapkan bagi memenuhi ekonomi keluarganya.
Purwanto bersama rekan-rekannya menyampaikan, agar pihak Pemprov Riau melalui instansi terkait dapat memperbaiki gorong-gorong yang menyebabkan kebun sawit mereka terendam bajir.
Bahkan jika tidak diindahkan, pemilik kebun akan mengebor di bawah gorong-gorong untuk lancarnya pembuangan air dan agar kebun sawit warga bisa cepat kering.
‘’Sekarang masih teredam cukup dalam dan kalau dibiarkan sawit kami bisa mati dan tak berproduksi lagi. Kami minta instansi terkait turun tangan melihat kondisi ril di lapangan,’’ harapnya.
Sementara itu Azhar Nasution, mantan Kepala Desa Sawit Permai, Kecamatan Dayun juga menyampaikan, semasa dirinya menjabat sebagai kepala desa persoalan ini sudah disampaikan.
Bahkan pada waktu itu gorong-gorongnya malah tidak berfungsi sama sekali dan setelah diperbaiki.
Memang sempat membuat jalannya air normal, namun belakangan karena gorong-gorongnya lebih tinggi dari genangan air, sehingga air yang merendam kebun sawit warga tidak mengalir lagi.
‘’Mereka tidak tahu mau mengadu ke mana, saya berusaha menyampaikan persoalan ini melalui media, agar instansi terkait yang di provinsi Riau itu tahu. Karena ini untuk kepentingan masyarakat dan saya sangat kasihan melihat kondisi ini, karena produksi sawit mereka benar-benar anjlok,’’ ujarnya.
Menurutnya, jalan satu-satunya agar air cepat kering pemilik kebun akan membuat lubang di bagian bawah gorong-gorong, namun dikhawatirkan jika ini dilakukan akan menyebabkan jalan yang baru diaspal oleh instasi terkait menjadi amblas. (ksm)