16 Hektare Kebun Sawit Warga Dayun Terendam Banjir

Riau | Jumat, 22 November 2013 - 09:59 WIB

DAYUN (RP) - Sedikitnya 16 hektare kebun sawit warga di KM 54, jalan lintas Dayun-simpang  KM11, Desa Sawit Permai teredam banjir.

Terendamnya kebun sawit milik warga ini sudah berlangsung lama, yang disebabkan oleh  bangunan gorong-gorong yang melintasi jalan di KM 54 tidak sejajar dengan lahan warga yang  tergenang air, yakni bangunan gorong-gorong lebih tinggi dari kebun sawit warga.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dari pantauan di lapangan, 16 hektare kebun kelapa sawit warga terlihat sudah ada yang  hampir mati dan tidak berproduksi lagi.

Padahal dari pengakuan pemiliknya sebelum kebun itu  terendam banjir, dalam satu kali panin menghasilkan 1,5 ton kelapa sawit dan sekarang hanya  berkisar 250-280 kg per kali panen.

‘’Kondisi ini sudah berlangsung lama, dan hasil produksi kami turun tajam dan sekarang  masih terendam bajir. Ini disebakan karena gorong-gorong untuk bangunan jalan yang memotong  jalan di km 54 tidak sejajar dengan ketinggian tanah alias gorong-goronya menggantung,  sehingga pada saat hujan deras seperti sekarang ini airnya tidak mengalir secara  keseluruhan,’’ keluh H Purwanto kepada Riau Pos, Kamis (21/11) di areal kebunnya yang  terendam banjir.

Ia bersama warga pemilik kebun sawit yang lain bernama Giyani, Tasid, Manulang, Supardu, M  Nainggolan dan didampingi mantan Kepala Desa Sawit Permai Azhar Nasution terlihat sangat  kecewa dengan kondisi kebunnya yang terendam bajir.

Pasalnya kebun tersebut merupakan  penghasilan yang sangat diharapkan bagi memenuhi ekonomi keluarganya.

Purwanto bersama rekan-rekannya menyampaikan, agar pihak Pemprov Riau melalui instansi  terkait dapat memperbaiki gorong-gorong yang menyebabkan kebun sawit mereka terendam bajir.  

Bahkan jika tidak diindahkan, pemilik kebun akan mengebor di bawah gorong-gorong untuk  lancarnya pembuangan air dan agar kebun sawit warga bisa cepat kering.

‘’Sekarang masih teredam cukup dalam dan kalau dibiarkan sawit kami bisa mati dan tak  berproduksi lagi. Kami minta instansi terkait turun tangan melihat kondisi ril di  lapangan,’’ harapnya.

Sementara itu Azhar Nasution, mantan Kepala Desa Sawit Permai, Kecamatan Dayun juga  menyampaikan, semasa dirinya menjabat sebagai kepala desa persoalan ini sudah disampaikan.  

Bahkan pada waktu itu gorong-gorongnya malah tidak berfungsi sama sekali dan setelah  diperbaiki.

Memang sempat membuat jalannya air normal, namun belakangan karena  gorong-gorongnya lebih tinggi dari genangan air, sehingga air yang merendam kebun sawit  warga tidak mengalir lagi.

‘’Mereka tidak tahu mau mengadu ke mana, saya berusaha menyampaikan persoalan ini melalui  media, agar instansi terkait yang di provinsi Riau itu tahu. Karena ini untuk kepentingan  masyarakat dan saya sangat kasihan melihat kondisi ini, karena produksi sawit mereka  benar-benar anjlok,’’ ujarnya.

Menurutnya, jalan satu-satunya agar air cepat kering pemilik kebun akan membuat lubang di  bagian bawah gorong-gorong, namun dikhawatirkan jika ini dilakukan akan menyebabkan jalan  yang baru diaspal oleh instasi terkait menjadi amblas. (ksm)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook