INHIL (RIAUPOS.CO) - Akibat musim kemarau yang berkepanjangan, sekitar 224 hektare tanaman kacang kedelai di sejumlah tempat di Kabupaten Indragiri Hilir terancam gagal panen.
Kondisi ini jelas menyulitkan kaum petani kedelai yang selama ini bergantungkan hidup pada sektor tanaman tersebut. Tanaman kedelai merupakan tanaman yang sangat bergantung pada kondisi air. Para petani hanya bisa pasrah sambil menunggu musim hujan tiba. Artinya musim panen kali ini mereka akan rugi besar.
“Semua petani kedelai yang ada di empat kecamatan mengeluhkan kondisi ini. Mau seperti apa lagi, mereka hanya bisa pasrah dan berharap hujan segera turun,” kata Plt Kepala DTPHP Inhil, Fajar Husen, melalui Kepala Seksi (Kasi) Tanaman Pangan Holtikulkultura dan Peternakan (DTPHP) Inhil, Shaleh, Rabu (21/10).
Jika dalam keadaan normal seperti bisa, kedelai-kedelai tersebut akan panen 3 bulan sejak masa tanam. Namun dengan kondisi demikian banyak di antara tanaman kedelai petani tidak berbuah bahkan mati total. “Hanya sebagian kecil petani yang bisa panen. Itu pun yang lokasi sawahnya dekat dengan sungai dan sumber air,”jelasnya.
Di Kabupaten Inhil terdapat beberapa kecamatan yang sangat potensi terhadap tanaman kedelai. Seperti Kecamatan Enok, Reteh, Kemuning dan Kecamatan Kempas. Tapi setelah memasuki musim kemarau ini situasi tersebut berubah. “Dari 4 kecamatan yang saya sebutkan itu hanya tanaman kedelai di Kecamatan Kempas yang bisa panen. Itupun hanya 40 persen dari total keseluruhanya,” papar Shaleh.
Sebelumnya, Sekretaris DTPHP Inhil Sudinoto mengatakan hampir seluruh kecamatan di daerah ini berpotensi untuk tanaman kedelai. Tapi hanya beberapa kecamatan yang sudah membudidayakan tanaman itu sejak lama.(adv/mal)