PLN Janji Awal November Riau Bebas Byar Pet

Riau | Selasa, 22 Oktober 2013 - 10:03 WIB

JAKARTA (RP) - PT PLN (Persero) menjanjikan pada akhir Oktober atau paling lambat awal November mendatang krisis listrik di Riau dan juga sebagian wilayah Sumatera teratasi.

Hal itu diungkapkan Direktur Operasi Jawa-Bali-Sumatera PT PLN, Ngurah Adnyana saat rapat dengar pendapat dengan Kaukus Sumatera DPD RI di Gedung DPD RI, Senin (21/10).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Akhir Oktober atau awal November masalah krisis listrik di Riau dan daerah lainnya di Sumatera akan bebas dari byar pet,’’ ujar Adnyana yang didampingi Direktur Konstruksi dan Energi Baru/Terbarukan PT PLN, Nasri Sebayang.

Untuk wilayah Riau, menurutnya, PLN sudah menyiapkan upaya-upaya interim mengatasi defisit pasokan listrik untuk jangka pendek. Menutupi kekurangan itu, PLN menyewa sejumlah pembangkit.

‘’Sewa PLTMG Teluk Lembu sebesar 30 MW akan beroperasi penuh pada akhir bulan ini. Kemudian menyusul Teluk Lembu berkapasitas 50 MW pada pekan kedua Desember dan interkoneksi dari pembangkit dari daerah lain yang akan segera beroperasi,’’ terang Adnyana.  

Ia juga mengatakan, defisit listrik juga akibat dari tingkat pemakaian atau konsumsi listrik tidak berbarengan dengan ketersediaan tenaga listrik.

Sementar itu, anggota DPD asal pemilihan Riau, Abdul Gafar Usman yang memimpin rapat dengar pendapat meminta komitmen dan jaminan PLN.

‘’Kita akan kawal sesuai janji PLN pada akhir Oktober atau awal November masalah krisis listrik di Sumatera bisa selesai,’’ ungkap Gafar.

Gafar berharap, apa yang menjadi keluhan seluruh DPD dari wilayah Sumatera ke depannya tidak lagi menjadi keluhan, tapi menjadi tantangan bagi PLN agar imej pemerintah di mata rakyat tetap positif.

‘’Jika ada saran-saran dari DPD itu anggap saja positif sebagai catatan konkret. Tidak perlu dijawab, tapi direspon,’’ kata Gafar menyayangkan ketidakhadiran perwakilan Pemprov Riau pada pertemuan dengan jajaran PLN Pusat itu.

Karena menurut dia, pertemuan tersebut merupakan momentum tepat bagi daerah menyampaikan aspirasi.

Terutama berkaitan persoalan listrik yang sering menjadi keluhan mayoritas masyarakat Riau akhir-akhir ini. Padahal sejumlah perwakilan dari daerah di Sumatera baik dari Provinsi Jambi, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Nanggro Aceh Darussalam ikut hadir mempertanyakan masalah listrik di seputar wilayahnya masing-masing.  

‘’Ya, tentunya kita sangat menyayangkan tidak hadirnya Pemprov Riau pada pertemuan yang dapat memberikan solusi mengatasi litrik di Riau,’’ kata Gafar.

Anggota DPD asal pemilihan Riau yang lain, Maimanah Umar ikut mendesak PLN segera menyelesaikan persoalan kelistrikan di Riau yang tak pernah tuntas sejak Indonesia merdeka.

‘’Kondisi listrik di Riau, pemadaman bukan lagi sekali sehari, tapi hingga empat kali,’’ ujar Maimanah yang mengaku baru saja turun ke daerah untuk menampung aspirasi masyarakat Riau termasuk persoalan listrik.

Curah Hujan Meningkat

Sementara dari Pekanbaru dilaporkan, curah hujan yang semakin meningkat di wilayah Riau dan sekitarnya beberapa hari terakhir juga menaikkan kondisi debit air di waduk Koto Panjang.

Kondisi ini menjadikan tiga turbin yang berkekuatan 3x38 MW di PLTA Koto Panjang bisa dioperasikan maksimal untuk menghasilkan daya 114 MW.

Kondisi ini menjadikan durasi pemadaman listrik di sistem Riau berkurang, bahkan tiga hari terakhir hampir tanpa pemadaman bergilir.

General Manager PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) Doddy Benjamin Pangaribuan didampingi Deputy Manager Sarno mengatakan, kondisi curah hujan tersebut memang mengurangi pemadaman.

Jika sebelumnya saat beban puncak hanya satu unit turbin pembangkit sebesar 38 MW saja yang beroperasi, saat ini ketiganya bisa beroperasi. ‘’Saat beban puncak, Kotopanjang sudah bisa dioperasikan semua, tergantung tinggi permukaan air waduk,’’ kata Doddy.

Namun ketika ditanya apakah program Oktober bebas padam yang dijanjikan PLN sudah terealisasi, Doddy mengatakan, belum bisa disebut demikian.

‘’Belum bisa dikatakan begitu, tapi yang jelas beberapa hari ini memang tidak ada pemadaman,’’ kata Doddy.Kondisi saat ini, lanjutnya, hanya karena PLTA Koto Panjang yang sudah beroperasi maksimal karena permukaan air waduk lebih tinggi. Sementara pembangkit-pembangkit yang direncanakan masuk sistem belum terealisasi.

Misalnya satu unit pembangkit PLTU Ombilin sebesar 100 MW yang masih dalam perbaikan belum selesai. ‘’Kondisi terakhir, diperkirakan beroperasi pekan kedua November,’’ kata Doddy.

Sementara PLTU Teluksirih 2x100 MW yang masih dalam masa uji coba juga belum bisa beroperasi maksimal. Hanya satu unit saja yang beroperasi sekitar 30 sampai 40 MW dari kapasitas 100 MW.

Sementara PLTMG Balaipungut unit 3 dan unit 4 yang masing-masing berkapasitas 16,5 MW juga belum masuk ke sistem interkoneksi. ‘’Balaipungut unit 3 dan unit 4 direncanakan beroperasi di akhir Oktober,’’ kata Doddy.(yud/rul)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook