PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Perlahan-lahan saat ini Pemerintah provinsi (Pemprov) Riau mulai melirik sektor pariwisata, untuk meningkatkan perekonomian daerah. Agar pariwisata di Riau banyak dilirik wisatawan baik lokal maupun internasional, dipandang perlu campur tangan pemerintah pusat dalam promosi wisata Riau.
Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, saat ini Riau sudah mempunyai bentuk objek wisata unggulan. Di antaranya yakni Bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir, Ombak Bono di Pelalawan, Tour de Siak di Kabupaten Siak serta Paku Jalur Tradisional di Kuantan Singingi.
“Agar pariwisata di Riau ini bisa semakin dikenal, kami minta kepada Pak Menteri Pariwisata (Menpar) untuk ikut membantu mempromosikan wisata Riau. Kalau sudah kementerian pariwisata yang mempromosikan, maka jangkauannya hingga internasional,” katanya.
Selain pariwisata berupa iven dan alam, lanjut Syamsuar, saat ini Riau juga sudah ditetapkan sebagai salah satu lokasi pariwisata halal di Indonesia setelah Nusa Tenggara Barat dan Aceh. Dengan demikian, promosi terkait hal ini menurutnya harus ditingkatkan lagi agar wisatawan muslim terutama dari negara-negara di timur tengah semakin mengetahui.
“Selama ini wisatawan muslim dari timur tengah banyak yang berwisata ke Malaysia, kalau promosi kita bisa lebih ditingkatkan lagi. Maka bukan tidak mungkin wisatawan timur tengah yang biasa ke Malaysia juga akan berwisata ke Riau,” sebutnya.
Untuk itu, Syamsuar juga meminta semua pihak yang ada di Riau, untuk bersama-sama mendukung program pariwisata halal ini. Pasalnya, potensi pariwisata halal di Provinsi Riau sangat potensial untuk dikembangkan.
“Provinsi Riau meraih peringkat ketiga dalam penilaian oleh Kementerian Pariwisata tentang pariwisata halal beberapa waktu lalu. Ini menunjukkan bahwa potensi pariwisata halal di Riau ini masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan,” katanya.
Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk segera, menurutnya yakni pemberian label halal pada produk-produk makanan di Riau terutama rumah makan. Pasalnya, salah satu yang paling dicari oleh para wisatawan muslim yakni terjaminnya produk makanan halal.
“Dinas atau instansi terkait juga hendaknya membantu pihak rumah makan dalam pemberian sertifikat halal. Kalau rumah makan Padang dan Melayu, saya pikir tidak perlu diuji lagi, karena sudah pasti produk yang dijualnya halal,” sebutnya.
Syamsuar optimis, adanya pelayanan wisata halal ini jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Riau bertambah, apalagi nantinya jika Roro Dumai-Melaka sudah ada. Sehingga hal ini semakin mempermudah pelancong bertandang ke Riau.
“Di Thailand saja, ada pelayanan wisata halal. Sehingga negara tersebut banyak dikunjungi turis manca negara. Apalagi Riau tanah Melayu yang identik dengan Islam, tentunya pelayanan wisata halal ini menjadi keharusan,” ujarnya.(sol)