PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dalam lagu "Lancang Kuning", ada lirik kalau nahkoda kuranglah paham, alamatlah kapal akan tenggelam.
Rakyat Riau patut bersyukur, sebab nakhoda kapal yang ditumpangi mengerti betul cara melewati ombak yang membuat kapal terombang-ambing. Maknanya, sangat cocok menggambarkan program Ir H Arsyadjuliandi Rachman MBA dalam menakhodai Provinsi Riau.
Hal ini menjadi salah satu poin yang dibeberkan Andi Rachman (sapaan akrab Gubernur Riau Nonaktif) dalam kampanye terbuka di Kabupaten Indragiri Hulu, Kamis (21/6). Mengawali tugas sebagai Plt Gubernur Riau, dia menyadari begitu banyak ombak permasalahan yang dihadapi.
Mulai dari anjloknya harga migas dan sawit yang jadi primadona masyarakat Riau, hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang semakin merajalela, masalah terdahulu hingga rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan. Ia pun mengakui harus bekerja keras untuk menyelesaikan ombak masalah awal yang menghantam kapal yang dinakhodainya. “Berat tentu, sebagai Pelaksana Tugas Gubernur, dengan kewenangan yang berbeda dengan definitifnya seorang kepala daerah,” ungkap Arsyadjuliandi Rachman kepada Riau Pos usai kampanye.
Diawali dengan memperbaiki keadaan ekonomi yang anjlok, Andi Rachman berinovasi pada HUT ke-58 Provinsi Riau dengan menambah suatu mesin kapal baru penggerak ekonomi daerah bernama pariwisata berbasis budaya. Sungguh besar dampak yang dirasakan. Mulai jumlah wisatawan naik drastis yang tahun 2014 hanya 47.934 orang naik 200 persen menjadi 102.645 orang tahun 2017.
Munculnya destinasi wisata baru seperti Teluk Jering, Ulu Kasok, Bukit Suligi, dan masih banyak lagi. Kerja keras Andi Rachman dengan inovasinya mendapat apresiasi dengan Riau meraih juara umum Sapta Pesona 2017, selain tentunya berhasil membangkitkan ekonomi masyarakat walaupun harga migas masih belum stabil.
Kemudian hal yang juga dipaparkannya kepada masyarakat, ombak masalah lain yang menghantam kapal Riau adalah karhutla. Konon kabarnya karhutla lahir di Riau pada tahun 1998 yang tiap tahun terus dapat “merayakan ulang tahunnya” dengan menyiksa masyarakat yang ingin menghirup udara bebas asap.
Mulai 2016 dan selanjutnya, berkat kerja keras seluruh pihak di bawah kepemimpinan Andi Rachman, Riau berhasil menggagalkan ulang tahun karhutla ke-18 ketika itu demi masyarakat yang berhak menghirup udara bebas asap.
Berhasil melewati dua ombak, namun ternyata masih ada lubang di kapal yang ada sebelum menjabat. Andi Rachman berhasil memperbaiki lubang yang menganga tersebut. Utang Stadion Utama Riau yang terbengkalai selepas PON 2012 dilunasinya. “Perlu kita ketahui bahwa membayar utang pemerintahan tak semudah membayar utang di warung. Diperlukan koordinasi dengan seluruh pihak, konsultasi dengan pihak KPK dan Kejaksaan, hingga penganggaran perlu dikerjakan secara detail dan teliti yang hasilnya dapat kita rasakan saat ini. Venue tersebut sudah dapat digunakan yang pembayarannya tidak menimbulkan masalah lainnya,” bebernya.
Masalah lainnya masih dari sisi infrastruktur adalah Jembatan Siak IV yang terbengkalai pembangunannya, dan pada masa pemerintahan Andi Rachman inilah pembangunannya dilanjutkan dan ditargetkan tahun 2019 sudah dapat digunakan masyarakat. Kemudian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Riau yang belum selesai, setelah 16 tahun akhirnya diselesaikan. Alhasil, investasi sebesar Rp53 triliun dapat masuk ke Riau. Selain itu, di saat Bank Riau Kepri mendapat penghargaan sebagai Top Pembina BUMD, bahkan Bank Riau Kepri diproyeksilan merambah dunia ekonomi syariah melalui Bank Riau Kepri Syariah. Ombak sudah dilewati, lubang sudah diperbaiki, kepercayaan awak kapal sedang dinanti.
Andi Rachman menyadari wajar apabila masyarakatnya kurang percaya dengan pemerintahan akibat kasus korupsi yang melilit pemerintahan ini. Tak mau masyarakat skeptis, Andi Rachman tak hanya berbual dengan menjanjikan pemerintahan yang bersih, dia juga membuktikannya dengan kerja nyata. “Riau Berintegritas kita canangkan, pembenahan di dalam (ASN Pemprov) guna mengembalikan trust publik dengan integritas yang awalnya berurusan dengan KPK dalam hal negatif, mulai 2016 Pemprov Riau berurusan dengan KPK di sisi positif,” katanya.
Kerja sama dimaksud dalam rangka Hari Anti Korupsi Internasional 2016 yang dipusatkan di Kota Pekanbaru. Selain itu, KPK turut memberikan pelatihan/training of trainer integritas untuk para pegawai pemerintahan. Kemudian melalui Riau GO IT, Andi Rachman juga menerapkan e-Government di Pemprov Riau, dimaksudkan agar pemerintahan berjalan dengan bersih dan transparan di mana masyarakat dapat memantau anggaran pemerintahan hanya dengan sekali klik berkunjung ke website Pemprov Riau.
Berbagai ikhtiar yang dilakukannya dijelaskan Andi Rachman mulai membuahkan hasil. Seperti Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemprov Riau mendapat Nilai B sejak tahun 2016. Padahal tahun-tahun sebelumnya hanya mendapat nilai CC. Selain itu, Pemprov Riau berhasil mempertahankan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK untuk ke-6 kalinya berturut-turut. Nilai keterbukaan informasi yang pada tahun 2014 hanya sebesar 17,4 naik drastis menjadi 42,91 pada tahun 2017. Hasil-hasil tersebut untuk mewujudkan satu hal yang diinginkan Andi Rachman, Riau yang bebas korupsi.(egp/*)
Kemudian dari sisi kebutuhan primer masyarakat dan kebutuhan fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan papan, hingga 2017 Andi Rachman sudah membangun 1.996 rumah layak huni untuk masyarakat kurang mampu. Di bidang pangan, dia menggelar operasi pasar bila harga barang pangan melonjak dan rutin blusukan ke pasar-pasar untuk memantau harga pangan.
Keperluan air bersih juga dipenuhi dengan membangun SPAM Durolis (Sistem Penyediaan Air Minum regional Dumai, Rokan Hilir, Bengkalis) yang berkapasitas 1.500 liter/detik dan 40.000 sambungan rumah yang ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2019 untuk tahap awal.
Kemudian dijelaskannya dari sisi kebutuhan listrik yang kini turut menjadi kebutuhan primer masyarakat juga dipenuhi melalui program Riau Terang 2019 dengan progres nyata yang ditunjukkan. Bisa dilihat dari angka yang dipaparkan berdasarkan laporan PLN, pada 2014 rasio elektrifikasi Riau sebesar 78,62 persen dan tahun 2017 naik menjadi 84,26 persen.
Peningkatan infrastruktur pada periode 2014-2017, Pemprov Riau telah membangun 51 jembatan untuk membuka isolasi di daerah-daerah terpencil dan membangun 665,7 km jalan untuk merangkai Provinsi Riau yang sama dicintai. Keperluan kesehatan tak lupa ia perhatikan, dengan jaminan kesehatan daerah, Pemprov Riau menjamin pembiayaan 2,4 juta masyarakat kurang mampu di Riau.
Untuk memenuhi keperluan pendidikan, Andi Rachman membangun 342 ruang kelas baru, 13 unit sekolah baru, dan rehabilitasi 225 sekolah. Andi juga memberikan beasiswa kepada 4.002 orang. Di bidang kebudayaan Melayu, dalam ikhtiar mencapai Visi Riau 2020, Andi Rachman membentuk Dinas Kebudayaan yang mana baru dibentuk pada masa kepemimpinannya, padahal Visi Riau 2020 sudah ditetapkan tahun 2001.
Selain itu semangat pembangunan pariwisata berbasis budaya agar pengembangan pariwisata yang sedang digemakan tetap dalam rel kebudayaan Melayu. Juga, menerapkan Perda Muatan Lokal untuk membumikan kebudayaan melayu dengan menjadikannya pelajaran di 507 sekolah di Riau dan announcement Bandara SSK II menggunakan bahasa Melayu.
“Jadi dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan, indeks pembangunan manusia yang merupakan ukuran dari capaian pemerintahan, IPM Riau peringkat 6 se-Indonesia,” ujarnya.
Capaian yang ditorehkan Andi Rachman dalam memperbaiki kapal yang dinahkodainya dan memacu kapalnya untuk berlayar lebih cepat patut diapresiasi sebagai penumpang yang merasakannya. Hal ini pula yang membuat Bupati Rokan Hilir H Suyatno siap mendampingi Andi Rachman dalam mengarungi samudera luas.
“Data-data yang ada, bukanlah janji-janji manis yang diucapkan orang lain. Data-data ini tak dapat berbohong. Data-data ini tak dapat berpolitik. Data-data ini hanya dapat menyatakan apa yang sebenarnya terjadi. Lihatlah dengan hati yang bersih torehan Andi Rachman dalam memacu Lancang Kuning untuk berlayar ke laut dalam,” ujar Suyatno menambahkan dalam sebuah perbincangan di Pekanbaru.(egp/*)