DURI (RP)- Belasan ekor gajah liar sudah mati di Kecamatan Mandau dan Pinggir lantaran konflik horizontal antara hewan dilindungi itu dengan manusia sejak sepuluh tahun belakangan.
Kejadian terbaru, s eekor gajah liar ditemukan telah jadi bangkai dalam semak belukar di Dusun Belading, Desa Petani Kecamatan Mandau.
Berdasarkan pantauan Riau Pos, Rabu (20/6) pagi, kondisi bangkai gajah itu sangat mengenaskan. Di samping sudah membengkak dan dikerubuti ribuan belatung, kedua gading satwa dilindungi itu sudah tiada.
Dugaan sementara, hewan yang sudah di ambang kepunahan itu sengaja dibunuh. Hingga Kamis (21/6) kemarin, bangkai gajah tersebut masih tergeletak di TKP.
Tim otopsi dari BBKSDA Riau batal turun untuk melakukan otopsi. Pasalnya, kondisi belum aman karena kawanan gajah liar masih berputar-putar di sekitar TKP.
Saat ditemukan pertama kali, bangkai gajah liar tersebut tergeletak di kawasan hutan yang masih tersisa di kawasan Dusun Belading. TKP-nya jauh dari pemukiman penduduk.
Dasril (45), seorang pekebun sawit sekitar satu kilometer dari TKP mengaku, pihaknya mendengar kabar ada gajah mati itu sejak Jumat (15/6) lepas. Namun dia sendiri tidak sampai melihat langsung ke sana. Menurutnya, bau menyengat dari bangkai gajah itu terbawa angin sampai jauh.
Sementara itu, Kepala Seksi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Wilayah III, Hutomo mengaku, sejak Ahad (17/6) pihaknya sudah menurunkan tim ke TKP.
Menurutnya, gajah berkelamin jantan berusia sekitar 40 tahun itu diperkirakan sudah tewas sejak sepekan sebelumnya. Hutomo menduga, satwa dilindungi itu sengaja dibunuh oleh oknum tidak bertanggungjawab. Modusnya masih dalam penyelidikan.
Bisa jadi pelakunya adalah pemburu gading. Tak tertutup pula kemungkinan, gajah itu diracun terlebih dulu.
Semula BBKSDA Riau berencana menggelar otopsi terhadap bangkai gajah itu Kamis (21/6) kemarin. Namun rencana itu terpaksa ditunda.
Pasalnya, berdasarkan informasi dari lapangan, ada dua ekor gajah betina yang masih berputar-putar di sekitar lokasi bangkai gajah jantan yang tewas itu.
Diyakini beberapa ekor gajah lainnya masih ada pula di kawasan itu.
“Otopsi kita tunda sampai keadaan dinyatakan aman untuk melakukannya,” tambah Hutomo.
Terburu-buru melakukan otopsi di tengah kondisi yang belum memungkinkan bisa berakibat fatal bagi petugas.
Hingga kemarin, berdasarkan informasi di lapangan, lengkingan kawanan gajah liar itu masih terdengar dari sekitar TKP. Kenyataan tersebut membuat warga sekitar pun merasa was-was.
Sementara itu, petugas BBKSDA yang ditugaskan di lapangan terus stand by untuk melakukan pemantauan guna memberikan laporan perkembangan situasi kepada pihak atasannya.(sda)