PEKANBARU (RP)- Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Riau berencana akan membuat sepeda listrik untuk mahasiswa di daerah ini.
Upaya itu dimulai dengan mengadakan lomba antar perguruan tinggi se-Indonesia.
“Nanti jika sudah ada pemenangnya dan sudah ada prototipenya, maka bisa diproduksi massal,’’ ujar Kepala Balitbang Riau, Prof Dr Tengku Dahril MSc.
Hal itu dikatakannya kepada Riau Pos, Kamis (21/6) di Pekanbaru. Saat ini, ujar Tengku Dahril, Balitbang Riau sudah membuat pengumuman soal lomba antar perguruan tinggi ini dan sudah disampaikan ke beberapa perguruan tinggi, termasuk di Jakarta, Bandung dan beberapa kota lainnya.
Untuk yang lokal, sudah ada temuan dari Politeknik Caltex Riau (PCR), namun mereka terus akan membuat inovasi untuk ikut dilombakan.
“Nanti akan kita lombakan dan Oktober 2012 nanti kita umumkan. Pemenangnya itu nanti akan dibuat prototipenya untuk produksi massal,” ujarnya.
Menurut Tengku Dahril, pihak Pertamina Dumai sudah menyanggupi untuk kemungkinan akan membantu dalam produksi sepeda listrik ini. Diharapkan akan ada juga investor lain yang bisa digandeng.
Pertamina sendiri berkepentingan dengan sepeda listrik ini. Pasalnya, ini diperlukan untuk mengurangi beban subsidi BBM yang kian membengkak.
Untuk tahap awal, sepeda listrik ini akan ditawarkan kepada mahasiswa. Kalangan kampus, menurutnya perlu memberi contoh kendaraan ramah lingkungan.
Saat ini, misalnya, Rektor UIR sudah memulai dengan kebijakan tanpa asap rokok di kampus. Ke depan, bisa saja kebijakan tanpa asap knalpot.
“Kampus dipilih karena akan realistis dan bisa diterapkan. Jadi saat mahasiswa kuliah, maka sepeda listrik bisa di-charge selama beberapa jam. Setelah kuliah usai, maka baterai sepeda telah terisi penuh,” ujar Tengku.
Kawasan charge ini akan dibangun di kampus-kampus dengan menggunakan solar cell atau tenaga matahari.
Dengan demikian tidak akan menggunakan BBM. Adapun soal kecepatan sepeda listrik, sejauh ini dari yang sudah diuji coba PCR saja, sudah mencapai 50 km perjam. Tentu saja ini relatif cepat, bahkan nyaris menyamai sepeda motor.
“Tinggal kita mengubah gaya hidup masyarakat. Kita bisa mulai dari kalangan akademisi dan mahasiswa,” ujar Tengku.(muh)