Laporan Indra Effendi, Mandah
Meriahnya acara perpisahan SMP Satu Atap, Dusun Langgandong, Desa Bantaian, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Selasa (21/5), tiba-tiba harus berakhir haru. Pasalnya, sekitar pukul 13.30 WIB, hujan deras disertai angin puting beliung menghancurkan bangunan pasar Desa Bantaian, lokasi di mana acara perpisahan diadakan.
Akibatnya, 15 orang dan kebanyakan pelajar mengalami luka-luka akibat terkena serpihan bangunan yang rubuh. Kapores Inhil AKBP Dedi Rahman Dayan, melalui Kapolsek Mandah AKP Asmar saat dihubungi membenarkan adanya kejadian tersebut.
Menurutnya akibat kejadian itu sedikitnya belasan pelajar mengalami luka berat maupun luka ringan. Namun tidak terdapat korban meninggal. ‘’Benar ada angin puting beliung. Data sementara yang kami peroleh, korban luka sebanyak 15 orang. Lima di antaranya luka berat dan sisanya luka ringan. Tidak ada yang dirawat inap apalagi meninggal,’’ jelas mantan Kapolsek Gaung Anak Serka (GAS) ini saat dihubungi melalui sambungan selulernya.
Menurut informasi yang diperoleh di lapangan, sesaat sebelum kejadian, pihak sekolah menggelar acara perpisahan dengan hiburan orgen tunggal. Namun, di penghujung kegiatan suasana berubah menjadi panik ketika hujan deras diiringi angin kencang menghantam bangunan pasar. Sebagian pelajar terlihat berhamburan keluar bangunan untuk menyelamatkan diri dari reruntuhan atap bangunan pasar yang berukuran 185 x 5 meter persegi.
‘’Saat itu saya sedang Salat Zuhur tidak jauh dari lokasi. Ketika selesai salat, saya melihat anak-anak berhamburan keluar bangunan. Ada yang berteriak meminta tolong dan ada yang menangis ketakutan,’’ ungkap Kepala SMP Satu Atap Desa Bantaian Herman A.
Dalam kurun waktu kurang dari 10 menit bangunan Pasar Desa Bantaian yang terdiri dari beberapa kios sudah menjadi porak poranda oleh tiupan angin tersebut. Namun beruntung, kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, meski terdapat belasan anak yang mengalami luka memar akibat terbentur bangunan saat berusaha menyelamatkan diri.
‘’Saat itu langit berubah menjadi gelap. Dengan penuh rasa cemas, saya juga berusaha menyelamatkan diri,’’ ceritanya yang mengaku peristiwa serupa sudah dua kali terjadi, tapi yang parah adalah saat ini.
Sementara itu Kepala Desa Bantaian Maslan menmabhakan jumlah korban sebanyak 17 orang yang terdiri dari pelajar dan masyarakat sekitar. Namun dua pelajar yang bernama Syahrina dan Nadia mengalami luka yang cukup serius meski tidak sempat dilakukan rawat inap karena cepat ditangani oleh tenaga medis.
Sedangkan sisanya, hanya mengalami luka-luka memar dan kondisinya tidak mengalami masalah yang berarti. Sehingga secara keseluruhan korban dalam keadaan baik-baik dan sudah dipulangkan kepada orangtua masing-masing.
‘’Ya, suasana dalam keadaan hujan lebat. Tidak lama setelah itu datang angin kecang yang menyerupai badai dan merobohkan bangunan sehingga menimpa anak-anak yang ada di bawahnya,’’ cetus Maslan.
Bangunan yang roboh akibat angin kencang itu, merupakan bangunan pasar utama Desa Bantaian yang dibangun beberapa tahun lalu dengan mengunakan dana PNPM sebesar lebih kurang Rp180 juta. Dikatakan Maslan, pihaknya akan memperbaiki bangunan roboh dengan warga agar pasar itu bisa digunakan kembali.Adapun para siswa yang mengalami luka ringan, Eka, Elben, Iyan, Lana, Kar, Anisa, Kairul, Nurani, Nur, Budiman, Misman, Nopal, Arifin dan Hendri. Satu di antara korban luka memar, jelas Maslan merupakan murid SD sekitar, yang saat kejadian sedang berteduh di bawah bangunan pasar.
Senada dengan Camat Mandah M Nazar. Menurut dia kejadian yang berlangsung cepat itu tidak sempat menimbulkan korban meninggal. Hanya belasan pelajar yang mengalami luka-luka, baik ringan maupun luka berat. Tapi semua korban sudah dipulangkan kepada orangtua masing-masing.
‘’Kejadianya saat anak-anak sedang menggelar acara perpisahan. Beruntung tidak sempat terjadi korban meninggal,’’ katanya.(yls)