Karhutla Dekati Habitat Harimau Sumatera

Riau | Jumat, 22 Maret 2019 - 09:49 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kebakaran hutan dan lahan (karhulta) yang terjadi di Riau semakin meluas. Kini, kebakaran lahan mendekati wilayah Suaka Marga Satwa Kerumutan yang berada di dua kabupaten. Yakni Indragiri Hulu (Inhu) dan Pelalawan.

Kabid Kedaruratan Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur menyampaikan, petugas masih berjibaku melakukan pemadaman kebakaran lahan di Desa Sungai Guntung dan Desa Teluk Binjai. Dua lokasi itu, sebut dia, berbatasan langsung dengan kawasan habitat harimau sumatera.


 “Di Inhu itu, di Desa Sungai Guntung. Kalau Pelalawan, di Desa Teluk Binjai. Wilayah itu berbatasan dengan SM (suaka marga satwa, red) Kerumutan dan beberapa hari ini telah dilakukan pemadaman, penyekatan agar tidak meluas ke SM Kerumutan,” ungkap Jim Gafur, Kamis (21/3) kemarin.

Dilanjutkan Jim, pihaknya tengah berupaya mengantisipasi agar kebakaran lahan tidak menjalar ke SM Kerumutan. Sebab menurut dia, jika hal itu terjadi, dikhawatirkan akan menimbulkan kebakaran hebat karena kawasan tersebut merupakan hutan lebat dan mudah terbakar.

 Sementara itu, dikatakannya, karhutla di Bumi Lancang Kuning terhitung sejak awal Januari hingga Maret telah membakar lahan sekitar 2.500 hektare. Di mana Kabupaten Bengkalis menjadi daerah terluas terjadinya kebakaran lahan.

Jim mengatakan, saat ini terdapat titik api di beberapa kabupaten/kota. Di antaranya, di Dumai, Rokan Hilir (Rohil), Kepulauan Meranti dan Inhu. Meski begitu, pihak akan terus melakukan pemadam meski wilayah tersebut telah turun hujan.

Dalam upaya pemadaman diakuinya, petugas di lapangan kesulitan mendapatkan sumber air. Selain itu, pemadaman menggunakan cara water bombing terkendala jumlah helikopter. Karena, satu dari dua helikopter yang ada te­ngah diperbaiki, sehingga penggunaannya dibatasi terhadap wilayah yang menjadi prioritas.

“Yang kita utamakan adalah areal mendekati permukiman  penduduk dan areal mendekati hutan kawasan atau hutan konservasi,” ujarnya.

Di sisi lain berdasarkan pantauan satelit modis Terra dan Aqua, hot spot (titik panas) ada sebanyak 79 yang tersebar di 9 kabupaten/kota yang ada di Riau. Ketika disampaikan kepada Gubernur Riau, H Syamsuar, dia tidak mempercayai kebenaran hal itu.

“Di mana, nampak asap dari Dumai, dari mana nampak,” katanya kepada awak media usai menghadiri forum Konsultasi Publik RPJMD di Hotel Premiere, Pekanbaru, Kamis (21/3).

Syamsuar menjelaskan, semalam (Rabu (20/3), red) Pekanbaru diguyur hujan sehingga tidak melihat kepastian itu. Bahwa kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan telah (karhutla) sampai di Kota Madani ini.

 “Dalam logika saja tidak masuk akal, semalam hujan (Rabu, red). Nanti dicek dulu,” ucapnya.

Penerbangan Dumai-Medan Gagal Berangkat
Kondisi kabut asap di Kota Dumai  pada Kamis (21/3) pagi cukup tebal. Hal itu membuat jarak pandang hanya lebih kurang 1 km. Kondisi tersebut membuat pesawat Wings Air tujuan  Dumai-Medan gagal berangkat.

“Jarak pandang sangat terbatas, jadi penerbangan pagi pukul 11.00 tujuan Dumai-Medan dibatalkan,” ujar Kepala UPT Bandara Pinang Kampai, Irvan, Kamis (21/3).

Ia mengatakan penerbangan kembali normal, namun mengalami delay akibat penerbangan pagi dibatalkan.

“Hujan di Dumai pada siang hari membuat kondisi kabut asap hilang, penerbangan kembali di lanjutkan,” tuturnya.(rir/*1/hsb)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook