BENGKALIS (RIAUPOS.CO) — Dari hasil uji kompetensi guru (UKG) Tahun 2015, untuk Kabupaten Bengkalis berada pada peringkat lima besar dari 12 kabupaten/kota se-Riau dengan nilai tertinggi 55,15. Hasil UKG tersebut diperoleh dari data Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
“Hasil UKG Tahun 2015 ini, untuk Kabupaten Bengkalis berada di peringkat kelima dari 12 kabupaten/kota yang hasil kompetensinya minimal. Kabupaten Bengkalis berada di bawah, Pelalawan, Siak, Kota Dumai, dan Kota Pekanbaru, dengan rata-rata nilai tingkat Provinsi Riau 55,21,” kata Plt Kadisdik Bengkalis Heri Indra Putra melalui Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar Yusri Achmad, Selasa (22/3/2016) kemarin.
Menurut Yusri, hasil ini tidak lantas membuat seluruh peserta UKG Tahun 2015 harus berpuas hati. Karena masih memiliki tugas dengan perolahan rata-rata 55,15, dan tentunya butuh peningkatan sumber daya untuk mutu pendidikan Kabupaten Bengkalis di tahun-tahun mendatang.
Ia menyebutkan, dari distribusi rentang nilai berdasarkan jenjang, Kabupaten Bengkalis masih terdapat kelemahan. Satu guru sekolah dasar (SD) pendistribusian rentang nilainya berada di angka 0-10, begitu juga dengan pendistribusian nilai 91-100 yang hanya didapati 3 SD, 6 SMP, dan 17 SMA, selebihnya nilai antara 31-40 hingga 81-90 yang jumlahnya mendominasi dan menjadi rata-rata distribusi rentang nilai.
“Salah satu faktor yang dapat kami simpulkan, berkemungkinan besar dikarenakan usia guru yang sudah lanjut. Selain itu, bisa juga disebabkan faktor lain, seperti kurang mampu menguasai teknologi komputerisasi alias gagap teknologi (gaptek). Faktor-faktor ini yang cukup mempengaruhi nilai,” katanya.
Ia berharap, dengan jumlah peserta UKG Tahun 2015 sebanyak 8.147 ini, nantinya bisa bekerja dengan baik sesuai tujuan UKG, yakni untuk pemetaan guru. Paling tidak, selain pemetaan, juga berpengaruh pada program sertifikasi atau terkait dengan kepangkatan.
“Sesuai harapan kami, para guru bisa menguasai teknologi. Karena hari ini, teknologi sudah menjadi suatu kebutuhan, dan cara berinteraksi, serta berkomunikasi dengan baik. Jangan sampai tertinggal atau gaptek,” terangnya.(MXH)