DUMAI (RIAUPOS.CO) - Keberadaan pohon pelindung di kiri-kanan Jalan Desa Harapan, Duri Kecamatan Mandau dinilai sangat berarti. Terutama untuk keindahan dan keteduhan di wilayah setempat. Sayangnya, sebagian dari pohon trembesi tersebut kini sudah ada yang mati. Ada pula yang sedang menuju proses kematian.
Diduga sejumlah pemilik ruko atau rumah di kiri-kanan jalan tersebut ada yang menilai pohon itu sebagai pengganggu. Akibatnya, kulit batang pangkal pohon trembesi di jalan itu mereka kelupas satu-persatu. Kalau tidak dicegah, lambat laut pohon trembesi itu bisa punah.
Penanaman pohon pelindung di tempat itu dulu dilakukan oleh pemerintah kecamatan lewat gerakan Mandau Hijau Mandau Bersih. Meski pohon penyerap gas karbondioksida dan penghasil oksigen yang menyejukkan udara itu terancam, hingga kini seolah tidak ada yang peduli.
Hal itu menjadi pertanyaan khusus dari Jufrial SE, seorang tokoh pemuda di Kota Duri. “Jalan Desa Harapan itu termasuk kawasan paling teduh di Kota Duri. Itu dikarenakan adanya pohon pelindung. Kenapa kini ada pohonnya yang sengaja dibunuh. Padahal sangat diperlukan. Hal ini sangat kita sayangkan. Untuk itu kita minta kepada camat dan instansi pemerintah untuk menyelamatkan pohon pelindung di jalan itu,” harap Jufri, Kamis (21/2).
Senada dengan Jufri, pemuka Duri, Nokamel juga menilai keberadaan pohon pelindung di sejumlah jalan di kota ini layak dijaga dan dipertahankan. “Selain di Jalan Desa Harapan, pohon pelindung di Jalan Stadion menuju RSUD Mandau pun sangatlah menyejukkan suasana. Jadi kami harap, keberadaan pohon pelindung ini dapat dipertahankan bersama-sama,” kata dia.
H Syahril Bian, pemuka masyarakat setempat pun ikut meminta agar semua pihak, mulai dari masyarakat hingga pejabat pemerintah terkait tidak mencuaikan keberadaan pohon pelindung di tengah Kota Duri. “Kita harus belajar menjadikan kota ini tidak gersang. Bagaimana penanganan pohon pelindung seperti di Kota Bandung bisa kita jadikan contoh,” kata Syahril.(ade)
(Laporan SYUKRI DATASAN, Duri)