PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kaum intelektual muslim dinilai akan mampu memberi solusi bagi problem kebangsaan. Sebab, Islam memiliki banyak pakar, dan ajaran Islam juga mengatur hingga hal-hal detil. Selain itu, Islam sesungguhnya diturunkan untuk menjadi solusi kehidupan, bukan hanya memberi klaim halal haram.
Guru besar UIN Suska Riau Prof Dr Alaiddin Koto menyebutkan, Islam adalah umat pertengahan (moderat) dan itu perlu disadari kembali semua pihak. ‘’Jadi kita jangan terjebak pada isu kelompok dan pengkotak-kotakan karena pada dasarnya Islam itu umat yang moderat,’’ ujar Alaiddin.
Hal itu dikatakannya kepada Riau Pos usai diskusi perdana yang ditaja Lembaga Pengkajian Islam dan Peradaban (LPIP) Provinsi Riau, Ahad (21/2) di Graha Pena Riau. Diskusi itu dihadiri para intelektual Islam, beberapa di antaranya adalah profesor. Di antara yang hadir adalah Prof Dr Sudirman M Johan MA, Prof Dr Afrizal MA, Prof Dr M Rafi’I Abduh MA, dan beberapa doktor. Alaiddin sendiri merupakan Ketua LPIP Riau.
Dia menyebutkan, saat ini banyak fenomena yang berkembang di kalangan umat bahwa berislam haruslah menjadi anggota kelompok atau ormas tertentu. Bahkan itu bisa menjadi ajang perpecahan baru, bukan malah mempersatukan yang ada. Diskusi ini diikuti kaum intelektual dan tokoh dari lintas ormas dengan pendekatan kebersamaan. Tentu untuk mencari solusi kebangsaan.
Menurut Alaiddin, saat ini banyak sekali isu yang beredar, bahkan di kalangan umat sendiri, yang berpotensi menuju perpecahan. Beberapa kalangan umat bahkan mudah sekali menuding yang lainnya kafir, Syi’ah, bid’ah, dan lainnya. Intinya mudah terprovokasi. ‘’Bahkan saya sendiri pernah membahas secara ilmiah tentang Syi’ah, lalu sudah dituding Syi’ah pula,’’ ujarnya.
Untuk itu, pihaknya membuat diskusi bertema keislaman dan kebangsaan untuk merekatkan kembali ukhuwah. Kajian ini akan berlangsung rutin dan membahas berbagai dimensi, mulai dari tasauf, fiqh, peradaban, sejarah, dan berbagai tema, baik yang aktual maupun klasik. Beberapa tema yang akan dibahas, misalnya gerakan sempalan, LGBT, hingga kajian tasawuf.
‘’Hari ini kita mulai pembahasan dengan tema Nur Muhammad, sebuah kajian tasauf,’’ ujar Alaiddin. Kajian mengenai Nur Muhammad dibahas oleh pakar tasauf Prof Dr Afrizal. Sedangkan pembahas utama adalah Prof Dr M Ar-Rafi’I Abduh.(muh)