Dikatakan Indra, Pemprov terus menyediakan ruang bagi guru seperti wadah membuat tulisan. Sehingga dapat mewujudkan program satu guru satu buku dengan koordinasi bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Peningkatan mutu sarana dan prasarana serta kualitas pembelajaran juga terus disiapkan bagi anak didik kita,” sambungnya.
Mengenai 700-an anak Riau putus sekolah, menurut Indra terus ditekan dengan langkah dan upaya mendorong sekolah menutupi persoalan biaya. Pemprov Riau menyiapkan bantuan operasional daerah (Bosda). Dengan demikian selain dana BOS dari APBN, Pemprov juga menyiapkan anggaran dari APBD Riau.
“Siswa tidak mampu dan berprestasi juga kami arahkan ke beasiswa. Ada Bosda agar pendidikannya tidak terganggu. Fokusnya ke peningkatan kesejahteraan guru dan tenaga pendidikan agar pendidikan berkualitas bagi anak bisa dicapai. Jadi dengan Bosda minimal bisa sama dan membantu seperti BOS,” papar Kepala Dinas ESDM definitif itu.
“Tentu kita tunggu formasinya dari Kemenpan-RB,” paparnya.
Bosda diakui Indra merupakan program yang dianggarkan Pemprov Riau dalam mencapai target sarana prasarana yang layak dan menyiapkan sekolah-sekolah di pelosok.
Riau juga masih memiliki guru marjinal. Jumlahnya sekitar 202 yang tersebar di beberapa desa pelosok dan pulau-pulau terpencil.
“Sebarannya seperti di Meranti, Bengkalis, Rokan Hulu, Indragiri Hulu dan Rokan Hilir,” ujarnya.
Sementara mengenai puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Indra Agus mengatakan, Pemprov Riau menggelar beberapa kegiatan di halaman Kantor Gubernur hari ini (2/5). Secara nasional temanya menguatkan pendidikan, memajukan kebudayaan.