PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah terus memberikan perhatian terhadap dunia pendidikan. Namun persoalan masih saja terjadi. Seperti di Riau, masih ada sekitar 713 anak putus sekolah dari jenjang pendidikan SD hingga SMA/SMK. Sementara dari sisi guru, terdata 83.137. Ini juga masih ada persoalan, karena sebarannya belum merata di seluruh kabupaten/kota.
Menurut informasi dan data yang dirangkum Riau Pos dari data pokok pendidikan (Dapodik) Dinas Pendidikan (Disdik) Riau 2017/2018, diketahui selain persoalan sebaran guru, putus sekolah, sarana prasarana ruang kelas juga masih banyak kategori rusak berat.
Plh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Riau Indra Agus Lukman mengakui persoalan dalam dunia pendidikan memerlukan waktu untuk pembenahan. Perhatian dan atensi kepala daerah menurutnya selama ini terus dioptimalkan.
“Tentunya dengan anggaran yang sudah disiapkan selama tiga tahun terakhir. Yakni melalui mandatori sektor pendidikan sebesar 20 persen menjadi hal yang harus kita dorong dalam membenahi dunia pendidikan di Bumi Lancang Kuning,” ujar Indra kepada Riau Pos, akhir pekan lalu.
Dijelaskan Indra, memang anak putus sekolah di Riau masih ada. Namun dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir angka tersebut terus menurun dan dapat dibenahi dengan upaya bersama seluruh pihak. Karena memang diakuinya, perhatian dalam sektor pendidikan bukan saja menjadi kewenangan pemerintah semata. Namun seluruh stake holder di wilayah administrasi serta peran swasta sangat diharapkan dalam memajukan pendidikan.
Berdasarkan Dapodik Riau 2017/2018 diketahui jumlah siswa putus sekolah untuk jenjang SD mencapai angka 337 dari seluruh kabupaten/kota di Riau. Sementara itu dari total 83.137 guru terus ditingkatkan kemampuannya. Pemprov sudah menyekolahkan guru-guru yang belum sarjana, menjadi sarjana melalui kerja sama dengan universitas tertentu di Tanah Air.
Alhasil, angka SDM guru yang dimiliki Riau sudah berijazah sarjana minimal strata satu (S1) dengan persentase 94 persen. Bahkan untuk jenjang SMA sudah mencapai angka 96 persen yang sarjana dan sisanya masih di bawah S1 atau mengajar dengan izajah SMA sederajat.