Ayah Kandung Adit Pasrah Jalani Proses Hukum

Riau | Sabtu, 21 Desember 2013 - 10:50 WIB

Ayah Kandung Adit Pasrah Jalani Proses Hukum
Surya Atmaja (kiri) ayah kandung dan Ervina, ibu tiri Adit. Foto: Defizal/Riau Pos.

BANGKINANG (RP) - Ayah kandung Aditya Atmaja (7), Surya Atmaja (35), hanya bisa pasrah menghadapi proses hukum atas perbuatannya bersama istrinya Ervina (36) menganiaya bocah yang akrab disapa Adit itu.

Meskipun tak banyak memukul Adit, tapi Surya diduga telah membiarkan darah dagingnya dianiaya istrinya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Di ruang unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Kampar, Surya menuturkan berbagai gejolak yang ada di hatinya pasca aksi nekat membuang Adit di Kebun Sawit Afdeling IV, Desa Talang Danto, Kecamatan Tapunghulu, Ahad (15/12) lalu.

Surya lebih banyak menundukkan kepala sembari sesekali meminum teh yang diberikan penyidik beserta roti untuk sarapannya.

Surya menuturkan, ia sangat menyesal atas perbuatannya karena tak mampu melindungi anaknya dari kekerasan. Ia merasa sudah gagal dua kali dalam hidup. Pertama, yakni gagal dalam pernikahan dengan ibu kandung Adit dan kedua gagal melindungi Adit.

‘’Apapun yang terjadi, saya siap bertanggungjawab. Kekejaman istri saya terhadap Adit adalah kesalahan saya yang tak mampu melindungi anak dan mencegah istri. Saya pasrah mau dihukum berapa lamapun,’’ ucapnya.

Surya pun menyebutkan, ia sempat mencegah niat istrinya yang mengusulkan agar Adit dibuang dan menyarankan agar Adit dibawa pulang ke Medan. Tapi malah Ervina mendesak dan menyatakan tak sanggup lagi mengasuh Adit.

Surya mengaku tak tahu persis penyebab sebagian luka di sekujur tubuh Adit terutama luka melebar di punggung Adit.

Untuk luka di kepala, Surya mengakui, itu dari pukulan tangkai sapu istrinya.

‘’Kalau saya larang dia memukul Adit, dia marah dan bilang saya membela Adit. Saya harus bagaimana, di sisi lain saya tak ingin dua kali gagal berumah tangga. Tapi kini semuanya sudah terjadi, ke depan pun saya akan memikirkan ulang apakah akan melanjutkan hubungan dengan dia atau tidak. Bisa jadi saya tak akan lagi bersama istri saya. Saya akan lebih fokus pada hukuman yang akan saya jalani,’’ tuturnya.

Ketika ditanya perasaannya setelah membuang Adit, Surya menyebut sebenarnya ia tak tenang dan berharap ada orang yang menemukan anaknya.

Surya mengaku tak tenang bekerja. Apalagi sehari setelah Adit dibuang, warga sudah menaruh curiga kepadanya, banyak buruh lain yang memandang sinis dan berubah sikap terhadapnya.

Merasa ada yang tak beres, Surya mengajak Ervina menemui manajer, Rabu (18/12), dan ternyata di situlah ia dan sang istri dibekuk oleh polisi.

Surya juga mengakui tak mau menyekolahkan Adit karena telinganya mengalami gangguan pendengaran. Penyakit gangguan pendengaran itu terjadi ketika Adit masih bayi. ‘’Ibu kandung Adit sering membersihkan telinganya, tapi terkena gendang telinga sehingga mengalami gangguan pendengaran,’’ ujarnya.

Di sisi lain, kejujuran Surya tentang keberadaan anaknya yang pertama atau kakak dari Adit yang bernama Andre patut dipertanyakan. Surya menyebutkan, Andre dibawa pergi oleh istri pertamanya Devi. Namun dari keterangan Yuli, kakak Surya, Andre diberikan oleh Surya kepada orang lain di Medan untuk diasuh.

Pada kesempatan terpisah, Kapolres Kampar AKBP Ery Apriyono SIK melalui Kasat Reskrim Polres Kampar AKP Eka Ariandy SIK menyebutkan, pihaknya juga berencana meminta keterangan dari pasangan suami istri Yuli dan Ilham. Yuli adalah kakak dari Surya. Keduanya, pernah dititipi dan mengasuh Adit selama 4 tahun di Medan.

Suhu Badan Adit Naik

Luka-luka bekas penganiayaan yang dialami adit (7) membuat bocah malang ini sempat mendemam.

‘’Kemarin suhu tubuhnya sempat panas. Menurut dokter yang merawat, Adit demam. Mungkin disebabkan infeksi dari bekas luka-luka yang dideritanya,’’ ujar Dirut RSUD Bangkinang dr Wiradharma kepada Riau Pos, Jumat (20/12) saat ditanya tentang kondisi terkini Adit. Menurut Wiradharma, ia sudah memberikan obat dan kondisinya sudah berangsur membaik.

Dijelaskan Wira, dari perawatan yang dilakukan tim medis, kondisi Adit secara fisik sudah membaik. Luka-luka yang dialaminya juga sudah mulai mengering dan sembuh. Kalau Adit terus mengalami perkembangan seperti ini, maka dalam lima hari ke depan, Adit sudah bisa meninggalkan rumah sakit.

‘’Tapi kita harus melihat perkembangannya. Tapi sejauh ini perkembangan kesehatannya bagus hari ke hari,’’ ujarnya.

Pihak rumah sakit juga sudah memindahkan Adit dari ruangannya di bangsal anak ke ruangan VIP. Saat pemindahan yang didampingi Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kampar Repol SAg, Adit sendiri menangis karena mungkin mengira akan dikeluarkan dari rumah sakit. Tapi dengan sabar Repol membujuknya.

Sesampainya di ruangan VIP, Adit tetap menangis minta dipindahkan ke bangsal lama dengan alasan televisinya kurang bagus. Repol membujuk dengan janji ia akan menggantikan dengan televisi dari kamar yang lama.

Repol menyatakan, Adit secara fisik kesehatannya sudah membaik. Hanya saja secara psikis memang belum ada kemajuan yang berarti. Misalnya, kata Repol, ketika perawat memberikan obat dan menyuntik Adit langsung ketakutan dan menjerit-jerit, sehingga harus dibujuk cukup lama.

Begitu juga ketika ditanya atau disapa pengunjung Adit bungkam dan tak mau melihat pengunjung tersebut. Meski demikian, dua hari terakhir Adit sudah mulai mau bicara atau menuruti kata-kata pengurus LPA yang mendampingi. ‘’Namun perlu usaha juga untuk membuat Adit tersenyum,’’ ujarnya.

Di sisi lain, LPA Kampar sudah menemui kepala Dinas Sosial membicarakan rumah singgah yang belum dimiliki Kampar. Menurut Adit, anak-anak seperti Adit memerlukan rumah singgah untuk pemulihan, ibu asuh, psikolog dan sebagainya.

Dari pembicaraan tersebut, pada dasarnya Dinas Sosial menanggapi positif dan mereka akan segera mengusahakan. Sementara untuk anggaran pendampingan, ibu asuh dan sebagainya LPA akan mengajukan anggaran ke Pemkab Kampar. ‘’Kami minta Pemkab juga memberikan perhatian yang serius untuk hal ini,’’ ujar Repol.

Sementara itu rasa simpati masyarakat terus mengalir. Selain mengunjungi Adit di rumah sakit, bantuan yang masuk ke rekening Adit peduli juga bertambah. Hingga Jumat (20/12), saldo di rekening Adit mencapai Rp38.696.105.

Untuk itu atas nama Adit dan LPA  Kampar, Repol mengucapkan terima kasih kepada donatur dan dermawan.(why/rdh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook