PEKANBARU (RP) - Penyair secara hakikatnya setara dengan pemimpin. Hal itu disampaikan Prof Datuk Wira Dr Abdul Latiff Bin Abu Bakar dalam diskusi sesi pertama, dalam Pertemuan Sastrawan Nusantara (PSN) ke-17, Jumat (20/12) di Mahkota Room Hotel Ratu Mayang Garden, Pekanbaru.
Dikatakannya lagi, penyair atau sastrawan itu juga sama halnya dengan orang tua dan guru. Di mana setiap tulisan yang dihasilkan sesungguhnya bertujuan untuk perpaduan umat manusia di seluruh dunia.
‘’Di mane karya yang kita hasilkan hendaknya dapat membina persatuan dan kesatuan rumpun Melayu. Inilah saya kira salah satu tujuan perjumpaan kita,’’ jelas Abdul Latiff.
Namun demikian hal utama yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah bagaimana sastrawan menemukan jati diri sebagai penulis di rumpun Melayu.
‘’Artinya penulis perlu berpandangan positif dan dapat membuat penyelesaian dalam setiap karyanya di samping kita memaparkan realiti masyarakat yang sebenarnya dan tentu saja penulis wajar mempunyai gagasan dan pandangan yang posistif sebagai panduan kehidupan masyarakat,’’ tambahnya.
Sementara itu, pembicara berikutnya adalah Prof Budi Darma dari Jakarta. Dalam kesempatan itu, Budi Darma membincangkan dan memberikan gambaran tentang kondisi sastra barat, yang konon begitu menjadi percontohan di belahan dunia.
Namun demikian dikatakan Budi Darma, sesungguhnya sastra barat yang identik dengan orang kulit putih seperti kekurangan darah segar yang disebabkan beberapa hal.
Sementara itu, Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau bersama Tenas Effendi Foundation akan menjamu para sastrawan yang menjadi peserta PSN ke-17.
‘’Insya Allah besok (hari ini, red) kita menyelenggarakan pertemuan sastrawan nusantara XVII. Sastrawan dari Thailand, Singapura, Brunai, Malaysia dan Indonesia akan hadir berjumal 100 orang ditambah dengan undangan lainnya,’’ ujar Ketua Dewan Pengurus Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Al azhar kepada Riau Pos, Jumat (20/12) di gedung LAM Riau.
Dia menambahkan, selain silaturahim, kegiatan tersebut juga disemarakkan dengan pameran karya sastra.(*6/rio)