KAMPAR (RP) - Program pelatihan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata Kubang Jaya tahun 2013 sudah usai.
Angkatan XVII dan XVIII yang menjadi kelompok peserta penutup pelatihan. Dari 240 peserta yang direncanakan, 158 orang di antaranya yang berhak mendapat sertifikat.
Hal ini dikatakan Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kabupaten Kampar Aliman Makmur, Selasa (19/11).
Dari 158 orang yang lulus, sebanyak 20 orang di antaranya mendapat peringkat 10 besar. Dari pertanian dan perikanan masing-masing 6 orang dan peternakan 8 orang. ‘’Peserta yang paling tua dari dua angkatan itu berusia 56 tahun. Sementara yang paling muda 17 tahun,’’ katanya.
Lebih jauh Aliman merinci, sepanjang tahun 2013, sudah 1.640 orang warga dari berbagai desa di Kabupaten Kampar yang lulus mengikuti pelatihan di P4S. Angka ini setara dengan 75,92 persen dari yang ditargetkan.
‘’Sebanyak 519 orang di antara mereka sudah mencairkan proposal pinjaman dana bergulir. Total pinjaman dana itu mencapai Rp23 miliar,’’ ucapnya.
Sebenarnya kata Aliman, angka petani yang mendapat kucuran pinjaman dana bergulir itu bisa lebih banyak lagi. Tapi lantaran banyak juga para alumni P4S yang pernah punya kredit macet di bank, membuat kesempatan itu urung didapat.
Sementara itu, bagi Bupati Kampar Jefry Noer, kendala semacam ini tak harus membuat alumni P4S berkecil hati, apa lagi sampai patah semangat.
‘’Ada baiknya saudara konsultasi kepada Kabag Ekonomi, Sudiarto. Insya Allah solusi untuk itu akan ada. Kalau solusinya tak ada, silahkan lapor kepada saya,’’ pinta Jefry saat didaulat memberi motivasi kepada para peserta P4S.
Sebenarnya kata Jefry, lulusan P4S itu tak harus bergantung 100 persen kepada bantuan pinjaman dana bergulir.
‘’Silahkan ambil bantuan pinjaman itu kalau memang sudah mendesak. Kalau tidak, lebih baik tak usah. Sebab pegang duit banyak-banyak terkadang membikin kita buta. Sering peruntukan duit itu salah sasaran. Akan lebih baik, bekerja, bekerja dan bekerjalah semampu saudara dengan bekal ilmu yang saudara dapat dari Kubang Jaya ini,’’ Jefry menyemangati.
Jangan nanti kata Jefry, saat ketemu di desa, para alumni P4S malah nongkrong tak karuan. Giliran ditanya kenapa belum berusaha, ‘’Belum dapat pinjaman dana bergulir, Pak. Jangan omongan kayak gini yang saya dengar. Saudara musti yakin kalau dengan ilmu yang saudara dapat dari Karya Nyata Kubang Jaya ini, saudara bukan lagi masuk kategori orang miskin. Tapi sudah menjadi sosok yang mampu berusaha tanpa harus berharap dari bantuan pinjaman,’’ katanya.
Lantaran angkatan XVII dan XVIII ini adalah angkatan paling akhir, Jefry minta kepada BPPKP supaya mereka diawasi dan diberikan motivasi.
‘’Saya tak mau mendengar mereka tak punya aktivitas. jika ada anak apalagi peserta P4S yang kedapatan menggunakan narkoba, segera coret dari daftar alumni P4S. Sebab tak ada toleransi untuk itu. Ingat, alumni P4S itu adalah contoh, motor penggerak di perdesaan,’’ kata Jefry.(adv/a)