PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Dirjen Otonomi Daerah Kementrian Dalam Negeri, Prof., Dr., Djohermansyah Djohan, MA, sebagai Penjabat Gubernur Riau. Guru besar Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) ini sudah menyiapkan banyak agenda kerja. Apa saja? bagaimana profilnya? dan apa yang disiapkan jelang pelantikan yang akan dilakukan Mendagri Gamawan Fauzi, hari ini (Kamis (21/11)?
Laporan: Afni Zulkifli, JPNN-Jakarta
Sehari jelang pelantikan sebagai Penjab Gubernur Riau, Djohermansyah tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Sejak pukul 07.30 WIB, Rabu (20/11) ia telah menghubungi JPNN untuk bertemu di gedung Nusantara V, DPR RI. Namun tak lama berselang, sebuah pesan klarifikasi masuk.
“Maaf. Saya mendadak dipanggil Bapak Menteri (Mendagri). Kita bertemu di kantor Dirjen Otda saja ya. Jam 9-an,”.
Pengalaman kerjanya sebagai Humas di Pemprov Sumatera Barat (1988) dan Media Adviser Komisi Pemilihan Umum pusat (tahun 1999), membuat sosoknya memang terkenal ramah pada kalangan media. Karena itu saat ditawari wawancara khusus oleh JPNN, lulusan terbaik Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) angkatan X, tahun 1984 ini langsung antusias menyanggupi.
Saat tiba di kantor Dirjen Otda, ada banyak orang yang juga sedang menunggu bisa bertemu. Setelah beberapa saat, ajudan Djohermansyah mempersilahkan JPNN untuk masuk ke ruang kerja peraih penghargaan Sarjana Adhi Praja ini.
“Ya beginilah aktivitas saya. Sibuk sejak pagi hingga malam. Tugas kerja saya membina sekitar 555 Pemerintah Kabupetan dan 34 pemerintah Provinsi. Jadi kalau ada 10 persen saja yang ingin berurusan dengan Dirjen Otda, maka saya bisa menerima 50-55 perwakilan daerah setiap harinya,” kata suami Yannidiarti memulai perbincangan.
Djohermansyah menceritakan terpilihnya ia menjadi Penjab Gubernur Riau, merupakan hasil usulan Kemendagri pada Presiden. Ada beberapa nama yang diusulkan, namun akhirnya pria kelahiran Padang, Sumatera Barat inilah yang dipilih oleh Presiden SBY. Penunjukan melalui Keppres ini menugaskan Djohermansyah memimpin Riau hingga hasil Pemilukada putaran kedua ditetapkan.
“Sebenarnya bagi saya Riau ini bukan daerah baru. Saya sudah berpuluh-puluh kali ke Riau. Selain tugas kerja, di Riau juga banyak saudara dan teman-teman sekolah waktu di IIP dulu,” kata alumni University of Hawaii, Honolulu, Amerika Serikat ini.
Karena tak begitu asing, maka kakek dari dua cucu ini pun bisa mengingat makanan khas asli Riau, seperti gulai ikan patin dan lempuk durian. Ia bahkan mengetahui perihal adat istiadat orang Melayu yang disebutnya memiliki keunikan tersendiri.
Ia pun mengaku siap berbalas pantun, kalau diperlukan. “Saya harus menyiapkan banyak stok pantun nih. Apalagi katanya, belum boleh makan kalau berbalas pantunnya belum selesai,” kata Djohermansyah sembari tertawa lepas.(bersambung)