Laporan HENNY ELYATI, Pekanbaru hennyelyati@riaupos.co
Dalam rapat umum Forum LLAJ dan launcing road safety partnership action (RSPA) yang dilaksanakan di Hotel Mutiara Merdeka, Selasa (20/1) terungkap jalan provinsi mengalami kerusakan cukup parah sepanjang 3.033 kilometer atau 45 persen.
Demikian ditegaskan Asisten I Setdaprov Riau Abdul Latif SH MH mewakili Gubri saat membuka rapat umum FLLAJ.
Sedangkan jalan nasional yang mengalami kerusakan di Riau sepanjang 1.134, 45 kilometer atau 11,28 persen. ‘’Kita akui inilah salah satu indikator penyebab terjadinya kecelakaan lalu-lintas di Riau,’’ ujar Abdul Latif.
Disebutkannya, tahun 2011 lalu tercatat di Riau terjadi 2.083 kasus lakalantas. Dari jumlah lakalantas tersebut, korban tewas sebanyak 811 orang dan 1.447 korban lakalantas pada tahun 2011 lalu.
‘’Dari jumlah tersebut, angkutan barang menjadi kendaraan tertinggi yang mengalami kecelakaan. Jumlahnya mencapai 255 kendaraan. Kemudian diikuti kendaraan bus angkutan umum dengan 25 kendaraan yang mengalami kecelakaan lalulintas,’’ terangnya.
Disinggung mengenai penyebabnya, Abdul Latif mengatakan bahwa prasarana jalan yang buruk, cuaca, human error, kendaraan serta rambu lalulintas yang kurang.
Sementara itu, Kakorlantas Mabes Polri, Irjen Pol Puji Hartanto menyebutkan per hari sedikitnya ada 60-70 pengguna jalan di Indonesia tewas akibat lakalantas.
Untuk itu tambahnya, perlu adanya pengaturan lalu lintas oleh instansi terkait agar keselamatan pengguna jalan merupakan amanah yang harus dijaga oleh pemangku LLAJ.
‘’Ada 5 pilar yang harus dilaksanakan dalam pengaturan lalulintas, yaitu manajemen keselamatan jalan, jalan yang berkeselamatan, kendaraan yang berkeselamatan, pengguna jalan yang berkeselamatan dan penanganan pasca lakalantas. Diharapkan dengan pelaksanaan 5 pilar tersebut akan dapat meminimalisasi terjadinya lakalantas dan otomatis mengurangi korban tewas atau luka,’’ terangnya.
Sementara itu, GM PGPA PT CPI Usman Slamet mengatakan permasalahan keselamatan di jalan raya tidak dapat ditanggulangi sendiri. Perlu kerja sama berbagai instansi terkait dan masyarakat. Sebaiknya dilaksanakan secara terus-menerus.
‘’Chevron sangat mendukung program keselamatan ini karena sesuai dengan visi dan nilai Chevron yang menyatakan bahwa safety is number one,’’ katanya.
Dikatakan Usman, saat ini jumlah kecelakaan lalulintas di daerah operasi Chevron sejak 2010 antara 80-100 kecelakaan per tahun dan hingga November 2012 ini jumlah kecelakaan 70 kejadian.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama bupati dan wali kota se-Provinsi Riau guna mendukung program FLLAJ dan melaksanakan implementasi dekade aksi keselamatan melalui program RSPA.(muh)