(RIAUPOS.CO) - Dalam beberapa hari terakhir, pelayanan administrasi kependudukan di Kantor Unit Pelayanan Teknis Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (UPTD Dukcapil) Mandau di kompleks Pasar Pujasera Duri penuh sesak. Ratusan warga berjubel-jubel mengambil nomor antrean atau menunggu antrean untuk mendapatkan pelayanan.
Kerumunan warga tersebut membuat kondisi di kantor layanan publik ini tampak merisau. Setidaknya di mata pemuka masyarakat setempat Irawanto.
“Pekan lalu saya ke kantor UPTD Dukcapil Mandau. Menanyakan KTP elektronik anak saya. Saat itu saya menyaksikan pemandangan luar biasa. Ratusan warga berdesak-desakan. Pintu masuk di bagian depan kantor itu pun kecil. Pokoknya suasana pelayanan terlihat tidak nyaman. Warga yang berurusan membludak. Sementara daya layan petugas dan kondisi ruangan tidak memadai,” kata Irawanto di Duri, Kamis (20/9).
Menurutnya, kerumunan warga di kantor itu tak ubahnya seperti antrean penonton yang hendak membeli tiket pertandingan. Penuh sesak. “Kalau hal seperti itu terus terjadi dan tidak ada perubahan, kasihan melihat warga,” sambungnya.
Irawanto mengaku sempat berjumpa dengan Kepala UPTD Dukcapil Mandau Dra Irdawati. “Saya minta beliau segera minta petunjuk atau pun mengusulkan kepada Kadis Dukcapil. Saran saya kala itu, agar pelayanan prima dan memuaskan warga harus dibuat jadwal. Misalnya, untuk Kecamatan Mandau diberi dua hari, Pinggir, Bathin Solapan dan Talang Mandau bisa saja dikasi masing-masing sehari,” usul Irawanto.
Sesuai Perbup Bengkalis baru-baru ini, kantor UPTD Dukcapil Mandau harus melayani administrasi kependudukan untuk empat kecamatan. Masing-masing Kecamatan Mandau, Pinggir, Bathin Solapan dan Talang Muandau.
“Yang kasihan warga yang datang dari jauh. Karena nomor antrean terbatas, jangan-jangan mereka tak dapat giliran. Datang besok hari pun berebut nomor antre lagi. Jadi mereka harus menunggu berapa lama. Kalau pun dapat nomor antrean, kan belum tentu pula dapat layanan terbaik karena waktu yang sudah kasip,” tukas Irawanto.
Kondisi pelayanan di kantor UPTD Dukcapil Mandau itu kini ibarat lampu kuning. Kalau tak cepat dicarikan solusi terbaik, kerumunan warga itu bisa berubah menjadi energi negatif. “Mungkin karena lelah atau kecewa berebut peluang untuk dilayani, bisa saja akan ada warga yang mengamuk. Makanya kita sarankan kondisi tersebut segera disikapi sebelum kekhawatiran seperti itu terjadi,” pungkasnya.(ade)
Laporan SYUKRI DATASAN, Duri