Pencapaian Tertinggi Riau Selama PON

Riau | Jumat, 21 September 2012 - 10:39 WIB

Pencapaian Tertinggi Riau Selama PON
Pertunjukan budaya ‘’Dalam Kasih Sayang Air III’’ memeriahkan penutupan PON XVIII Riau 2012 di Stadion Utama Riau, Kamis (20/9/2012) malam. (Foto: TEGUH PRIHATNA/RIAU POS)

PEKANBARU (RP) -  Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau resmi berakhir, Kamis (20/9) malam tadi.

Tuan rumah berada di posisi keenam perolehan medali dengan 43 emas, 39 perak dan 51 perunggu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Meski sedikit meleset dari target yang dipatok, yaitu masuk lima besar, namun ini perolerah medali tertinggi yang diperoleh Riau dalam sejarah mengikuti PON.

Pada PON kali ini, dominasi provinsi dari Pulau Jawa masih sangat sulit digeser. Tradisi juara umum masih terus ‘’digilir’’ di antara mereka.

DKI Jakarta, yang di awal start sedikit tertinggal, tiba-tiba jelang terakhir menyodok ke posisi teratas, dan berhak atas gelar juara umum dengan 110  emas, 101 perak, dan 112 perunggu. Disusul Jawa Barat di posisi kedua dengan perolehan 99 emas, 79 perak, dan 101 perunggu.

Sementara Jawa Timur, juara umum PON XVII 2008 di Kalimantan Timur, gagal mempertahankan gelar dan harus puas di posisi ketiga dengan perolehan 86  emas, 86 perak, dan 84 perunggu.

Kemudian disusul di posisi keempat Jawa Tengah yang mengumpulkan 47 emas, 52 perak, dan 68 perunggu. Kalimantan Timur di posisi kelima dan masih yang terbaik di luar Pulau Jawa.

Wakil Borneo ini hanya turun dua strip, yaitu dari posisi ketiga saat tuan rumah, turun ke poisi kelima dengan perolehan 44  emas, 45 perak, dan 50 perunggu.

Namun, apresiasi patut diberikan kepada Riau. Meski posisi keenam, dari segi perolehan medali Riau meningkat dari PON sebelumnya.

Riau saat itu duduk di peringkat 10 dengan perolehan 16 medali emas saja. Memang, masih banyak yang harus dibenahi.

Pasalnya, raihan 43 medali emas masih di bawah target 39 pengurus provinsi (Pengprov) cabang olahraga, yakni 50-59 emas.

‘’Target yang diperoleh di luar dugaan. Memang ada karena beberapa cabang gagal meraih medali yang dipatok mereka. Namun, secara keseluruhan hasil ini sudah mengalami peningkatan jauh sekali dibanding ajang sebelumnya,’’ ujarnya Ketua Kontingen Riau Yuherman Yusuf menjawab Riau Pos, Kamis (20/9) kemarin.

Ketua kontingen DKI Jakarta, Eddy Widodo mengaku, persiapan yang telah mereka lakukan sejak berakhirnya PON Kaltim. Dua tahun setelahnya, seluruh atlet yang dipersiapkan sudah menjalani pemusatan latihan.

‘’Beberapa cabang unggulan kita berangkatkan menjalani pemusatan latihan di luar negeri, dan lainnya terus dipersiapkan dengan menggalakkan uji coba. Kami juga berupaya selalu memberikan motivasi kepada atlet, dan beruntung semuanya terbayarkan di Riau ini,’’ ungkapnya.

Mereka kembali akan melakukan evaluasi besar-besaran karena empat tahun lagi, Jabar bukan tidak mungkin menyalip sebagai juara umum.

‘’Tahun ini kami menargetkan juara umum, namun berbagai peluang yang gagal dimaksimalkan menjadi salah satu penghambat. Tapi dengan runner up ini pula, kami optimis di PON selanjutnya kami akan keluar menjadi yang terbaik,’’ ujar Wakil Sekretaris Kontingen Jabar, Lily Rolina.

Sementara Jatim di peringkat ketiga, meski mereka terlihat jauh lebih siap dari seluruh tim peserta PON.

‘’Memang banyak target yang di luar dugaan. Hal ini karena banyak perubahan nomor pertandingan yang kurang dapat kami maksimalkan. Tapi memang di PON Riau, diakui pembagian medali sudah merata antara Provinsi lain,’’ sebut Ketua Harian KONI Jatim, Dhimam Abror.

Dari 33 provinsi tersebut, hanya Sulawesi Barat yang tidak mendapat satu medali pun.

Tiga Nomor Tidak Dipertandingkan

Sementara itu, berdasarkan rekap terakhir Bidang IT dan Bidang Pertandingan Panitia Besar (PB) PON, total medali yang diperebutkan 600 emas, 598 perak, dan 785 perunggu.

Ini berarti kurang satu medali emas, sebab nomor yang dipertandingkan berjumlah 601 medali.

Terkait hal tersebut, Wakil Ketua I PB PON Bidang Pertandingan, Ahmadsyah Harrofie, mengatakan, ada beberapa nomor yang batal dipertandingkan karena alasan di masing-masing cabang olahraga bersama Panpel.

Namun, dari 601 jika dikurang tiga emas, maka menyisakan 598. Lalu dua lagi?

‘’Ada dua nomor senam yang dipertandingkan harus diputuskan medali bersama. Karena kedua atlet masing-masing nomor tersebut punya nilai sama. Sementara beberapa nomor yang tidak jadi dipertandingkan adalah satu nomor dari selam dan dua nomor dari menembak,’’ terangnya.

Ketiga nomor yang batal dipertandingkan tersebut adalah nomor lima point course di selam yang dipertandingkan di Dumai, serta nomor 50 meter rifle 3 positions putri perorangan dan beregu dari cabang menembak .

Sementara juara bersama di senam, kata Bidang Pertandingan PB PON Rustam Effendi, adalah di senam artistik, nomor meja lompat putri dan gelang-gelamg putra.

‘’Berdasarkan penilaian perangkat pertandingan seperti wasit dan juri serta Panpel, memang ada atlet yang memiliki nilai sama persis. Sehingga diambil keputusan memberikan dua medali emas bersama,’’ ungkapnya setelah menjalani rapat yang cukup alot dan panjang terkait rekapitulasi medali siang kemarin.

Pada nomor meja lompat putri, atlet Jabar, Beby Pelany Ravity, dan atlet Kaltim, Novia Nabila Putri, mendapatkan nilai sama sehingga sama-sama mendapat medali emas.

Sementara pada gelang-gelang putra, pesenam Jawa Timur, Agus Adi Prayoko, dan pesenam DKI Jakarta, Endriadi, sama-sama mendapat emas, karena membukukan nilai sama 13.150.

Khusus untuk dua nomor pertandingan di cabang menembak, batal dipertandingkan karena kuota dari provinsi peserta yang mengikuti nomor tersebut minus.

Sehingga diputuskan pula tidak dipertandingkan saja.

‘’Kuota peserta menembak di satu nomor pertandingan minimal lima provinsi, dan karena kurang maka diambil keputusan untuk tidak dipertandingkan,’’ lanjutnya.(egp)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook