Persembahan Terbaik Riau Untuk Olahraga

Riau | Jumat, 21 September 2012 - 10:38 WIB

Persembahan Terbaik Riau Untuk Olahraga
Pesta kembang api memeriahkan penutupan PON XVIII Riau 2012 di Stadion Utama Riau, Kamis (20/9/2012) malam. (Foto: DEFIZAL/RIAU POS)

PEKANBARU (RP) - Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 2012 Riau resmi ditutup oleh Wakil Presiden RI Boediono di Stadion Utama Riau, Kamis (20/9) malam tadi.

Closing ceremony terlihat seperti pesta raya rakyat Riau dan insan olahraga Indonesia.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Berbagai persembahan terbaik mulai dari tari dan teater budaya perpisahan yang mengharukan hingga acara hiburan sederet artis papan atas dari berbagai aliran juga ambil bagian.

Bagai pesta milik mereka, penonton yang hanyut dalam gegap-gempita penutupan. Bila penonton di tidak menahan diri, lapangan stadion akan mereka penuhi.

Seperti tak terkontrol, penonton yang semula di atas tribun sebagian mulai turun mendekat ke panggung pertunjukan lewat pintu bawah dengan mengitari tangga-tangga stadion.

Namun jauh sebelum lapangan dipenuhi ribuan penonton, pertunjukan budaya bertajuk ‘’Dalam Kasih Sayang Air III’’ —kelanjutan dari Kasih Sayang Air I dan II yang dipersembahkan saat pembukaan 11 September lalu— begitu memukau.

Salah satu adegan campuran antara seni tari dan teater ini adalah Lancang Kuning yang menjadi titik pusat pertunjukan berlayar ke tengah lapangan.

Taufik Ikram Jamil yang menjadi kreator bersama dengan beberapa seniman dan budayawan Riau seperti Iwan Irawan Permadi dan Al azhar sebelum pertunjukan mengatakan, ‘’Dalam Kasih Sayang Air III’’ dipenuhi unsur seni, budaya dan filosofi peradaban Melayu Riau. Berbagai etnis musik Melayu, Sakai sampai Talang Mamak juga menjadi bagian dari pertunjukan ini.

Maka, pada 15 menit pertama ini mulai dari penonton, kontingen, tamu VVIP seperti Wapres Boediono dan istri, Menko Kesra Agung Laksono, Menpora Andi Mallarangeng, Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman hingga Gubernur Riau HM Rusli Zainal dan tamu lainnya menyaksikan penampilan budaya yang berisi bunyi-bunyian alat-alat musik tradisional Melayu seperti intro lagu “Lancang Kuning”, suara kompang, gendang, gambus hingga suling orang Talang Mamak.

Penampilan utama pertunjukan pembuka closing ceremony ini adalah pelayaran Lancang Kuning yang diiringi oleh tarian etnik, diikuti oleh sekoci-sekoci kecil berkepala serindit.

Beberapa menit kemudian penari terkonsentrasi ke sebelah kiri dan kanan Lancang Kuning, di hadapan kapal ikonik Riau ini ada empat anak kecil (Talang Mamak) dan dua suku Sakai yang terus menari.

Di tengah itu terucaplah syair dimana penari seluruhnya terhenti. Pada fase ini, saat syair dibacakan.

Penonton terharu, karena syair yang dibacakan adalah syair perpisahan, yang digambarkan dengan pelayaran Lancang Kuning.

Menurut Taufik, pertunjukan itu menunjukkan gerak maju pembangunan Riau di mana suku Sakai dan Talang Mamak juga merupakan bagian darinya.

Usai penampilan tari, seperti saat gladi bersih, penonton yang menyesaki stadion senyap seiring redupnya suara musik yang mengiringinya sejak awal.

Saat inilah suara Sutardji Calzoum Bachri menggema membacakan syair perpisahan sebagai tanda berakhirnya pertunjukan seni dan budaya Melayu yang dipersembahkan oleh kurang lebih dari 1.000 penari dan pegiat teater Riau ini.

Boediono: Riau Selalu di Hati

Tepat pukul 21.00 WIB, di akhir sambutannya Wapres menutup secara resmi PON XVIII Riau. Boediono memberikan apresiasi atas suksesnya Riau menjadi tuan rumah multi iven olahraga nasional tersebut.

‘’Walaupun PON sudah berakhir, namun Riau tetap di hati. Selamat kepada para juara dan atlet yang telah bertanding di PON ke-18 di Riau,’’ ujar Wapres saat membacakan pidato penutupannya.

Boediono berpesan kepada seluruh atlet untuk tetap menggelorakan semangat juang dalam meningkatkan kualitas olahraga.

‘’Walaupun PON telah berakhir, namun api yang telah menyala di dada seluruh kontingen tidak akan padam. Api itu akan terus membakar semangat juang Anda semua. Api itu akan terus membakar semangat di seluruh kontingen se-Indonesia,’’ ungkap Wapres memberikan motivasi kepada seluruh atlet.

Wapres juga memberikan apresiasi kepada Gubernur Riau HM Rusli Zainal serta seluruh Panitia Besar (PB) PON. Selain itu, apresiasi juga diberikan kepada seluruh bupati/wali kota se-Riau, pengurus KONI se-Indonesia dan seluruh pihak yang telah menyukseskan PON.

‘’Saudara-saudara sekalian setelah 12 hari PON berlangsung untuk meraih prestasi tertinggi, kita tiba di penghujung PON ke-18 di Riau. Mari terus mengobarkan semangat olahraga. Selamat kepada peraih medali dan pemecah rekor, juga selamat kepada kontingen DKI Jakarta yang berhasil menjadi juara umum,’’ tutur Boediono.

Wapres juga menyempatkan untuk membacakan beberapa bait pantun sebagai apresiasi kepada Riau sebagai tuan rumah.

‘’Akhirnya, dengan mengucapkan syukur yang mendalam, saya nyatakan PON Riau secara resmi ditutup,’’ papar Wapres disambut tepuk tangan dan riuh sorak-sorai puluhan ribu masyarakat, kontingen dan panitia atlet yang memadati Stadion Utama.

Setelah itu pemadaman api di kaldron dan penurunan bendera PON dan atraksi tari dari Jawa BArat, tuan rumah PON empat mendatang.

Penyerahan tongkat estafet tuan rumah ini ditandai saat Gubernur Riau HM Rusli Zainal menyerahkan bendera PON ke Ketua KONI Pusat Tono Suratman yang selanjutnya diberikan ke Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Minta Maaf

Gubernur Riau HM Rusli Zainal dalam pidatonya mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT atas suksesnya perhelatan PON di bumi Melayu Lancang Kuning.

‘’Selama 12 hari, 1.241 atlet dari 33 Provinsi telah bertanding pada 39 cabang olahraga. Allhamdulillah dapat berjalan baik dengan tetap menjunjung tinggi sportivitas,’’ ucap Gubri.

Dia menambahkan, beberapa hal istimewa telah diukir dalam perhelatan akbar olahraga tersebut. Di mana, PON telah melahirkan rekor baru. Bahkan, prestasi gemilang itu diukir oleh atlet-atlet muda sebagai komitmen pembinaan kualitas olahraga nasional.

‘’Yang lebih membanggakan lagi, beberapa atlet berhasil memecahkan rekor internasional. Selamat kepada para juara,’’ sambung Rusli.

Gubri menambahkan, PON juga berperan positif sebagai sarana meraih prestasi dan merekat persatuan dan kesatuan. Sehingga dapat mengangkat harkat dan maratabat Indonesia di kancah Internasional.

‘’Kita harus bangga, karena apresiasi besar sudah diberikan. Ini terlihat dari dukungan masyarakat yang datang dari kota sampai ke pelosok kampung. Mereka datang memberikan dukungan tanpa membedakan asal daerahnya. Inilah bagian dari semangat persatuan dan kesatuan yang harus terus dipupuk,’’ sambung Ketua Umum PB PON Riau itu.

Menurutnya, PON menjadi sejarah bagi Bumi Melayu Lancang Kuning. Ini akan menjadi semangat bagi Riau untuk tetap bangkit mengejar ketertinggalan sehingga dapat mencapai Visi Riau 2020 sebagai pusat ekonomi dan kebudayaan di Asia Tenggara.

‘’Kami telah berusaha sekuat tenaga mempersembahkan yang terbaik dengan didukung dengan seluruh lapisan masyarakat. Menjadi kebanggan bagi kami menyambut sang juara. Kami menyadari masih ada kekurangan, untuk itu, saya mewakili masyarakat Riau mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya,’’ harap Gubri.

Kebanggaan yang besar menurutnya dirasakan masyarakat Riau. Karena dengan PON Riau menjadi memiliki sarana dan prasrana serta infrastruktur yang berskala internasional. Komitmen itu dipersembahkan untuk generasi hari ini dan masa yang akan datang.

‘’Dari Riau kami persembahkan yang terbaik untuk Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah menyukseskan PON di Bumi Melayu Lancang Kuning,’’ imbuh Ketua Umum PB PON ini.

Di akhir sambutannya, Gubri mengatakan Riau pada tahun 2012 kembali mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah Peparnas dan menjadi tuan rumah iven olahraga internasional Islamic Solidarity Games (ISG) 2013.

Untuk itu, dukungan seluruh pihak dan masyarakat Riau sangat diharapkan untuk kembali mengukir sejarah baru di Bumi Lancang Kuning.

Setelah ditutup, penonton yang sejak awal berdesak-desakan mulai beranjak dari tempat duduk. Namun ketika  Ruth Sahanaya naik panggung membuka acara hiburan yang sempat dijanjikan oleh PB PON, penonton jadi urung beranjak.

Setelah Ruth Sahayana usai bernyanyi, Ari Lasso tiba-tiba muncul di atas panggung dan langsung membawakan lagu sendu ‘’Hampa’’. Pada detik itu pula warna stadion berubah menjadi ungu menggambarkan isi hati yang rindu dan rasa kehampaan.

‘’Entah di mana dirimu berada, hampa terasa hidupku tanpa dirimu. Apakah di sana, kau rindukan aku, seperti diriku yang selalu merindukanmu, selalu merindukanmu....’’ lantunan suara merdu mantan vokalis Dewa 19 membuat seisi stadion serentak ikut mengiringi lirik top hits itu.

Suara stadion jauh lebih bergemuruh mengikuti lirik lagu ‘’Munajat Cinta’’ dinyanyikan oleh Ahmad Dhani dengan TRIAD bandnya. Kehadiran Dhani ini membuat histeria para atlet yang berada di bawah panggung artis.  Tidak selesai sampai di situ Ahmad Dhani menyuguhi lagu ‘’Aku Ingin Bercinta’’.

Di sini penonton lebih gila, pihak keamanan di tahap ini tak lagi kuasa membendung penari di salah satu sudut stadion yang tiba-tiba ‘’menyerang’’ ke arah panggung.

Lagu rock campur dangdut ini juga memancing beberapa penonton yang berada di tribun atas serentak bergoyang di bawah sorotan kamera dan terlihat di layar lebar dalam stadion.

Setelah Iis Dahlia, akhirnya, band kebanggaan masyarakat Riau yang lahir, dibesarkan dan mulai meniti karir di Riau hingga kini menjadi band papan atas, Geisha Band, naik panggung.

Penonton yang semula ingin beranjak meninggalkan panggung menghentikan langkah, begitu mendengar Momo sang vokalis beraksi di panggung, lewat lagu ‘’Tak Bisa’’ pun usai.

Sesak tapi Kagum dan Haru

Malam tadi, Stadion Utama Riau tidak hanya penuh tapi juga sesak. Saat wartawan masuk lewat pintu tribun timur, puluhan penonton lebih memilih keluar.

‘’Kami dari sore tadi di sini, tak tahan panas-panas, banyak orang berdiri di dekat kami,’’ ungkap penuh ketus seorang pria paruh baya yang menggendong anak dan diikuti istrinya. Mereka sulit keluar dari kerumunan penonton yang sudah hampir satu jam tertahan di luar karena over capacity berebut masuk.

Banyak yang menyatakan kekagumannya, terutama mereka yang berasal dari daerah luar Riau. Sebut saja Hermanto yang mengaku dari Payakumbuh.

Walaupun menggerutu berulang-ulang keluar stadion karena sesak tapi di sela-sela grutunya ia menyimpan kekaguman. ‘’Ndeh, iya betullah orang Riau ini, luar biasa, semuanya luar biasa,’’ ungkapnya sambil berlalu bersama seorang temannya.

Pria berkumis dan berkulit gelap ini takjub dengan penampilan ‘’Kasih Sayang Air 3'’ yang membuka acara. Selain kagum, suasana haru juga terlihat di beberapa wajah penonton di sekitar wartawan.

Berdatangan Sejak Sore

Pantauan Riau Pos, sekitar pukul 16.00 WIB, lalu-lintas menuju main stadium sudah mulai padat. Di Jalan SM Amin, kendaraan yang melintas cukup banyak, terutama yang mengarah ke Jalan Naga Sakti.

Di areal Stadion Utama, ratusan mobil dan sepeda motor sudah tampak terparkir. Sementara masyarakat yang akan masuk perlahan sudah mengisi gate-gate masuk yang sudah disediakan.

Salah seorang penonton, Vanesa (16), siswi kelas XI SMA 5 Pekanbaru yang datang bersama enam orang temannya mengatakan, mereka datang karena diimbau pihak sekolah untuk meramaikan acara penutupan ini.

‘’Disuruh datang dari pukul 15.00 WIB. Setengah dari sekolah kami juga datang,’’ ucapnya.

Dikatakannya, meskipun harus menunggu lama, acara penutupan ini tetap layak untuk ditonton. ‘’Belum tentu bisa nonton lagi kan. Sekali seumur hidup bisa lihat PON di Riau, ya kita bangga,’’ katanya lagi.

Begitu waktu beranjak malam, kerumunan orang yang memadati pembukaan semakin bertambah. Semaraknya pembukaan tak hanya terjadi di dalam.

Di luar stadion pun, arena pejalan kaki juga semakin ramai. Pedagang dan masyarakat tumpah ruah di beberapa bagian areal pejalan kaki ini.

Salah satu titik yang menjadi pusat konsentrasi penonton yang ingin masuk, namun sedikit terhambat adalah di sektor timur, Gate VIII B.

Di sini, penonton yang sudah berbondong-bondong masuk akhirnya harus gigit jari dan kembali keluar karena tribun di dalamnya sudah penuh tak bisa dimasuki lagi.

Kerumunan orang yang tak bisa masuk dan berkumpul di luar ini akhirnya menonton penutupan dari beberapa wide screen yang memang dipasang.

Puluhan lainnya juga terlihat duduk-duduk sembari berfoto di pelataran taman dekat pintu masuk utama stadion. Selain itu, kerumunan ini juga menjadi berkah tersendiri bagi pedagang-pedagang yang sudah sejak pagi berjualan.

Mulai dari pedagang, sepatu, pernak-pernik hingga makanan dan minuman akhirnya menjadi tujuan penonton untuk sekadar melihat-lihat ataupun akhirnya berbelanja.

‘’Di dalam sudah penuh, makanya keluar lagi. Kita lihat-lihat di luar sajalah,’’ ujar salah satu penonton.(h/ali/rio/egp/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook