UAS Tak Akan Pernah Lari

Riau | Rabu, 21 Agustus 2019 - 08:03 WIB

UAS Tak Akan Pernah Lari
BERSAMA UAS: Ustaz Abdul Somad (dua kiri) jalan bersama Gubernur Sumut Edi Rahmayadi (kiri) dan Wagub Sumut Musa Rajekshah di Medan, Selasa (20/8/2019)SUTAN SIREGAR/JPG

MEDAN (RIAUPOS.CO) Ustadz Abdul Somad (UAS) mengisi tablig akbar di Masjid Agung Medan, Selasa (20/8). Dalam kesempatan itu UAS sempat menyinggung dirinya yang dilaporkan ke Polda NTT akibat ceramah tanya jawab pada tiga tahun lalu.

 


"Sebagai warga negara yang baik, saya siap. UAS tidak akan pernah lari," katanya disambut tepuk tangan ribuan jamaah.

 

UAS juga mengungkapkan, dirinya tidak pernah takut dengan berbagai ancaman dalam dakwah yang dijalaninya. "Kalau besok UAS mati, saya yakin akan tumbuh seribu UAS-UAS baru. Saya tidak pernah takut mati selama berada di jalan Allah dan Rasulullah," katanya.

 

Sebelumnya, UAS mengklarifikasi soal isi ceramahnya tentang salib dan patung yang videonya kini tersebar di media sosial (medsos). UAS menegaskan bahwa substansi ceramahnya itu hanya sekadar menjawab pertanyaan dari salah seorang jamaah dan bukan untuk merusak hubungan antarumat beragama di Indonesia.

Klarifikasi UAS itu diunggah dalam akun resmi sosial media Youtube milik FSRMM TV pada Ahad (18/8).


"Pertama, itu saya menjawab pertanyaan, bukan saya membuat-buat untuk merusak hubungan. Ini perlu dipahami," kata UAS.


Ia menjelaskan bahwa ceramah yang mengundang polemik itu dilakukan di Masjid Raya An-Nur Pekanbaru sekitar tiga tahun lalu. Kata UAS, subtansi ceramah tersebut hanya untuk menjawab pertanyaan dari jamaah tentang patung dan kedudukan Nabi Isa AS yang tertera dalam Alquran dan sunnah Rasulullah Muhammad SAW.


"Itu pengajian di dalam masjid tertutup, bukan di stadion. Bukan di lapangan sepakbola, bukan di TV. Tapi untuk internal umat Islam menjelaskan pertanyaan tentang patung dan tentang kedudukan Isa AS untuk orang Islam dalam Alquran dan sunnah Rasulullah SAW," katanya.


Selain itu, UAS mengatakan selama ini dirinya kerap berdakwah dengan metode tanya jawab agar memberi ruang bagi jamaah untuk bertanya berbagai pertanyaan seputar agama Islam. UAS mengaku heran mengapa ceramahnya tersebut baru dipersoalkan oleh banyak orang saat ini. Ia menegaskan tak merasa bersalah karena ceramah tersebut tak memiliki tendensi untuk merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

 

>>Berita selengkapnya baca Riau Pos hari ini.

Sumber : Sumut Pos
Editor Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook