DUMAI (RP) - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda Kota Dumai semakin parah, Kamis (20/6). Jarak pandang tidak lebih dari 150 meter. Pemerintah Kota Dumai akhirnya mengeluarkan status Siaga 1.
Wali Kota Dumai H Khairul Anwar mengatakan, penetapan Siaga 1 karena kualitas udara sudah sangat membahayakan. ‘’Dari laporan yang saya terima, udara di Dumai sudah sangat berbahaya. Menembus angka 460 PSI,’’ ujarnya.
Surat permohonan Dumai ditetapkan Siaga 1 sudah ditandatangani, Rabu (19/6) malam. Malam itu juga langsung dikirim ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Melalui surat itu, Pemko Dumai meminta BNPB untuk melakukan hujan buatan agar kabut asap dapat diatasi. ‘’Kita berharap surat tersebut segera ditindaklanjuti,’’ sebut Wako.
Sementara di Pekanbaru, Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, terpaksa tutup selama satu jam, Kamis (20/6). Penutupan dilakukan mulai pukul 08.15 WIB hingga 09.00 WIB. Hal ini disebabkan karena jarak pandang yang hanya 500 meter akibat tebalnya kabut asap yang menyelimuti kawasan bandara.
Pihak bandara terpaksa harus mengalihkan pendaratan (divert) penerbangan yakni, Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA170 dan Lion Air JT388 tujuan Jakarta-Pekanbaru mendarat di Polonia Medan. Sementara Air Asia QZ7581 Jakarta-Pekanbaru divert ke Kuala Lumpur.
Airport Duty Manager PT (Persero) Angkasa Pura II Bandara SSK II, Ibnu Hasan mengatakan, akibat dari persoalan ini disebutkan membuat seluruh jadwal penerbangan menjadi kacau. ‘’Pagi hari penerbangan masih normal meski berkabut. Namun karena jarak pandang terus menurun sampai ke 500 di pukul 08.00 WIB,’’ bebernya.
Menanggapi soal musim asap ini, Ibnu juga menjelaskan upaya yang dilakukan oleh pihak Bandara adalah selalu berkoordinasi dengan seluruh maskapai yang ada. ‘’Yang memang patokannya untuk penerbangan itu adalah jarak pandang, jika tidak standar maka tidak terbang,’’ jelasnya.(rio/egp/afr)