Laporan MARRIO KISAZ, Pekanbaru marrio-kisaz@riaupos.co
Pasca penahanan Staf Ahli Gubernur Riau, Lukman Abbas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pemerintah Provinsi Riau mulai merancang evaluasi. Hanya saja, belum dapat dipastikan, siapa pengganti posisi yang tergolong strategis tersebut.
Gubernur Riau HM Rusli Zainal SE MP memilih tidak berkomentar banyak untuk hal tersebut. Gubri mengaku belum memikirkan penggantinya dalam waktu dekat ini.
‘’Kita lihat dululah, tentunya akan kita evaluasi,’’ ujar Gubri saat dikonfirmasi usai menghadiri acara BKMT di Gelanggang Remaja, Rabu (20/6).
Menurutnya, hal tersebut merupakan sesuatu yang normal-normal saja. Jika terjadi kekosongan jabatan, maka akan dilakukan penyesuaian untuk mengisi kekosongan jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.
‘’Akan kita sesuaikan saja. Nantilah kita evaluasi,’’ imbuh Gubri singkat.
Sebelumnya, juru bicara KPK Johan Budi, Selasa (19/6), menyatakan dua tersangka kasus suap PON Riau, Lukman Abbas dan Taufan Andoso resmi ditahan. Dikatakan Johan, keduanya ditahan secara terpisah mulai sore sekitar pukul 18.00 WIB.(muh)
Riau Siaga 1 Karhutla
PEKANBARU (RP) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menetapkan status siaga satu kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau. Ini menyusul terpantaunya 227 titik panas (hot spot) di 11 kabupaten/kota yang menimbulkan kabut asap tebal.
‘’Kemenhut sudah menetapkan Karhutla di Riau siaga satu, karena hasil pantauan kita sudah sangat rawan sekali meskipun
kabutnya belum terlalu parah,’’ ujar Kepala Pusat Humas Kementerian Kehutanan Ir Sumarto kepada Riau Pos, Rabu (20/6).
Terkait dengan itu lanjut Semarto, Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan telah menginstruksikan secara khusus kepada Dirjend Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kemenhut Ir Dorori MM bergerak cepat mengantisipasi Karhutla di Riau agar tidak semakin meluas hingga kabutnya bisa menyebar ke negara tetangga.
Bahkan, kata dia, menteri juga meminta jajaran Kemenhut yang ditugaskan menangani Karhutla yang hampir terjadi setiap tahun ini agar siaga selama 1x24 jam.
‘’Tim Kemenhut yang diturunkan ke lapangan juga diminta berkordinasi dengan pihak pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dan pihak lainnya,’’ terang Sumarto seembari menyatakan, pihaknya telah menurunkan berbagai perlatan termasuk helikopter yang digunakan untuk memadamkan api.
Disebutkan Sumarto pula, Riau merupakah salah satu dari 10 provinsi yang dalam pengawasan Kemenhut, karena rawan terjadinya Karhutla.
‘’Saat ini Riau paling parah dibandingkan daerah lainnya seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, sehingga harus mendapat super prioritas,’’ pungkasnya.
227 Hotspot Terpantau
Sementara itu berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, musim kemarau alias musim kering di Provinsi Riau bakal berlangsung hingga Agustus.
Temperatur suhu yang terjadi pun tergolong tinggi, sehingga tingkat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tinggi dan ekstrim.
Sejak awal bulan lalu, jumlah titik panas (hot spot) di Riau naik turun. Kondisi Rabu (20/6) mencapai angka tertinggi yakni 227 titik. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat dari sebelumnya.
Berdasarkan hasil monitoring citra satelit, analisa streamline dan kondisi fisik dinamis atmosfer, pada umumnya cuaca di Riau cerah dan berawan.
Dan berdasarkan pantauan melalui satelite NOAA 18, pantauan jumlah titik panas semakin bertambah terdapat di 11 kabupetan/kota, Pekanbaru nol.
‘’Secara keseluruhan, jumlah titik panas di Sumatera mencapai 341 titik dan untuk Riau itu sebanyak 227 titik. Jumlah ini paling banyak sepanjang bulan ini,’’ jelas Kepala Stasiun BMKG, melalui staf analisa, Aristya Ardhitama kepada Riau Pos, kemarin.
Dijelaskan secara rinci, Rokan Hilir terpantau 44 titik, Rokan Hulu 11, Dumai 6, Bengkalis 27, Meranti 1, Siak 23, Kampar 13, Pelalawan 52, Indragiri Hulu 21, Indragiri Hilir 19, Kuantan Singingi 10. Sementara untuk daerah lainnya di Sumatera yakni Aceh 5 titik, Sumut 21, Sumbar 12, Jambi 39, Sumsel 21, Bengkulu 7, Lampung 4, dan Bangka Belitung 5.
‘’Untuk Pelalawan tingkat kebakaranya bisa dikatakan ekstrim, karena jumlah titik yang terpantau paling banyak, sejak tiga hari belakangan ini,’’ sebut Ardhi.
Untuk tiupan arah angin yang juga menjadi salah satu faktor pendukung penyulitan titik panas, umumnya bertiup dari arah tenggara sampai dengan barat daya dengan kecepatan berkisar antara 8-28 kilometer per jam.
Namun hingga kemarin, kabut asap belum mengganggu aktivitas bandara. ‘’Semua aktifitas penerbangan lancar, belum ada gangguan meski ada terlihat kabut asap. Jarak pandang di bandara 3.000 meter,’’ sebut Airport Duty Manager PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Ibnu Hasan.
Sementara Dinas Kehutanan Provinsi Riau mengaku belum mengetahui tentang status siaga I Karhutla tersebut. ‘’Saya belum terima informasi dari pusat tersebut. Namun, kita di daerah belum menerapkan status siaga untuk Karhutla yang terjadi di Riau,’’ tutur Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau Zulkifli Yusuf kepada Riau Pos, Rabu (20/6).
Menurutnya, siaga satu bermakna antisipasi dini. Dengan kondisi itu, diperlukan beberapa langkah antisipasi dan penanganan. Kendati demikian, ia menilai langkah pusat merupakan progres positif dalam merespon kondisi yang terjadi di daerah.
‘’Jika sudah berstatus siaga satu. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, yakni meningkatkan peran antisipasi oleh seluruh pihak terkait, melakukan sosialisasi hingga melakukan tindakan hukum untuk pihak yang melanggar aturan. Ini berlaku untuk seluruh perusahaan di Riau,’’ terang Zulkifli.
Dia menegaskan, Dinas Kehutanan bersama Badan Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) sudah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dan pihak terkait. Ini dilakukan, agar seluruh stakeholder berkomitmen untuk mengantisipasi angka Karhuta di Riau.
Di Kota Dumai, cuaca panas dan tidak adanya hujan, menyebabkan kawasan lahan dan hutan yang terbakar pun terus bertambah. Terbaru, terpantau sedikitnya tujuh titik panas di wilayah Dumai.
Berdasarkan pantauan satelit NOAA-18 sebanyak enam titik panas terpantau di lahan kosong yang berada di Kecaatan Teluk Makmur, Dumai Barat, Kedang Kampai dan Sungai Sembilan. Sementara satu titik lainnya terlihat di kawasan hutan di bawah pengelolaan HPH PT Suntara Gaja Pati (SGP) di Kecamatan Sungai Sembilan.
Upaya pemadaman Karhutla hanya menggunakan 1 unit colt diesel, 2 unit mobil pick up dan 1 mobil tangki air dan 6 unit mesin pompa.
‘’Luasnya lahan yang terbakar memang menyulitkan kita melakukan pemadaman dengan cepat. Meski begitu, petugas yang ada di lapangan tetap berupaya semaksimal mungkin,’’ tutur Kepala Seksi Pengamanan Kehutanan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kota Dumai, Tengku Izmet, Rabu (20/6).
Petugas kehutanan menduga terbakarnya lahan kosong tersebut dilakukan dengan sengaja dengan tujuan pembersihan lahan untuk kemudian ditanami.
’’Kawasan yang terbakar semuanya pada lahan kosong. Kita tidak menemukan ada orang di sekitar lahan terbakar. Makanya, kuat dugaan kebakaran ini disengaja untuk kepentingan perluasan lahan perkebunan milik masyarakat,’’ ujar Ismet.
Jumlah Penderita ISPA Meningkat
Kabut asap di Kota Dumai mulai berdampak pada kesehatan warga. Dinas Kesehatan Kota Dumai mencatat ratusan orang menderita ISPA dan berbagai penyakit iritasi lainnya.
‘’Penyakit infeksi saluran pernafasan akut, batuk, pilek mengalami peningkatan sebanyak 10 persen dalam sepekan terakhir. Kunjungan biasa orang yang mengeluhkan penyakit ke sejumlah Puskesmas berkisar antara 40 pasien per harinya,’’ ujar Kepala Dinkes Marjoko Santoso, Rabu (20/6).
Dikatakan Marjoko, sejak kabut asap, masyarakat yang mendatangi Puskesmas mencapai 60 orang per hari. Untuk penderita penyakit lainnya seperti asma, iritasi mata dan iritasi kulit hanya sedikit mengalami peningkatan di 9 Puskesmas di kota Dumai.
Angka tertinggi terjadi saat kabut asap sangat pekat, Jumat (15/6) lalu. Data kunjungan penderita ISPA di seluruh Puskemas 474 orang. Pada pekan kedua Juni jumlah kunjungan penderita ISPA hanya tercatat 368. Sementara untuk pekan pertama jumlah mencapai 393.
Menurutnya, dalam kondisi cuaca berkabut asap, penyakit tersebut sangat rentan menyerang ibu hamil, bayi dan anak-anak serta orang yang sebelumnya sudah menderita penyakit saluran pernapasan seperti jantung, TBC dan paru-paru.
‘’Untuk itu kepada mereka yang rentan ini diingatkan untuk tidak ke luar rumah pada saat kabut asap tengah dominan,’’ jelasnya.
Masker Dikirim ke Dumai
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau mengirimkan sebanyak 4.000 masker untuk Kota Dumai, Rabu (20/6). ‘’Dumai yang paling parah kondisinya saat ini, karena itu Dumai kita prioritaskan terlebih dahulu,’’ ujar Kepala Diskes Provinsi Riau, H Katijo Sempono yang ditemui Riau Pos di Gedung DPRD Riau.
Selain Dumai, Diskes juga mengirimkan masker untuk Kabupaten Rokan Hilir. Sebagai antisipasi, Diskes Riau mengusulkan ke Departemen Kesehatan RI untuk penambahan bantuan masker.
Di Bagansiapiapi, Rabu (20/6), pihak Puskesmas telah membagikan lima ribu masker kepada masyarakat.
‘’Pembagian masker itu, kita laksanakan sebanyak dua kali. Pertama, kita bagikan sebanyak 2.500 helai. Hari kedua, kembali dibagikan 2.500 helai lagi. Ini dilakukan lantaran kondisi kabut asapnya sudah terlihat tebal,’’ kata Kepala Puskesmas Bagansiapi-api, Erwinto yang ditemui Riau Pos, Rabu (20/6) di Bagansiapi-api.
Jumlah pasien penderita ISPA pada Maret sebanyak 1.177. Kemudian, April sebanyak 1.089 kasus dan Mei sebanyak 1.040 kasus. Khusus pada Juni, lanjut Erwinto, pekan ini sebanyak 97 kasus dan pekan lalu 75 kasus.
‘’Yang terpantau ini hanya yang datang berobat ke Puskesmas. Artinya, belum yang berobat di tempat lagi. Seperti di rumah sakit maupun tempat pengobatan lainnya,’’ kata Erwinto.
500 Hektare Lahan Terbakar di Inhu
Di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), sedikitnya 500 hektare lahan di Kecamatan Rengat Barat terbakar dua hari terakhir sehingga diselimuti kabut asap. Dinas Kehutanan Kabupaten Inhu menurunkan 15 personil untuk memadamkan api.
‘’Kami sudah dua hari di lapangan untuk memadamkan api, karena lahan gambut menyulitkan petugas melokalisir kebakaran,’’ ujar Kasi Penanggulangan Bencana Alam Dinas kehutanan Inhu, Syambodo MT kepada Riau Pos, Rabu (20/6).
Sejauh ini, lanjutnya, belum diketahui penyebab kebakaran lahan, apakah sengaja dibakar oknum pelaku, atau ada sumber api yang lain. Lahan yang tebakar masuk wilayah Desa Redang Kecamatan Rengat Barat yang berbatasan dengan Kecamatan Lirik.(yud/guh/ari/rio/afr/dac/fad/sah/fia)