DUMAI (RIAUPOS.CO) - M Ridwan (31) tewas menggenaskan. Kepalanya hancur bahkan isi otaknya keluar. Warga Jalan Nelayan Laut itu tewas karena kecelakaan kerja saat penyambungan pipa gas transmisi Duri-Dumai tepatnya di depan SMA Negeri 1 Bukit Jin, Dumai, Jumat (18/5) malam.
Ridwan merupakan pekerja dari PT Wahana Karsa Swandiri (Wahana) yang merupakan sub kontraktor dari PT Pertamina Drilling Contractor (PDC) yang ditunjuk sebagai main contractor proyek tersebut
Informasi yang berhasil dirangkum di lapangan, kejadian nahas itu karena secara tiba-tiba tanah bantalan pipa longsor hingga pipa jatuh menimpa korban yang berada di bawah.
Menurut JS, rekan korban yang meminta namanya diinisialkan, korban bertugas sebagai cutting atau membalut kembali sisa las pipa. ”Saat bekerja secara tiba-tiba pipa tersebut jatuh dan membentur korban hingga terpental dan masuk ke dalam galian pipa,” ujarnya.
Korban terjatuh ke dalam galian tersebut, pipa kembali menimpa korban tepatnya pada bagian kepalanya, mengakibatkan korban meregang nyawa seketika di lokasi kejadian. “Korban baru dievakuasi sekitar 45 menit setelah kejadian, Korban baru bisa diangkat setelah alat berat perusahaan tiba di lokasi kejadian, lalu dibawa ke RSUD Dumai dalam keadaan tak bernyawa,” ungkapnya.
Informasi yang diterima, ternyata istri korban sedang dalam kondisi hamil tiga bulan. Ia terlihat tak dapat menahan tangis dan duka menatapi kepergian sang suami yang siang hari masih ia lihat di rumahnya.
Kasat Reskrim Polres Dumai AKP Awaludin Syam mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kejadian tersebut. “Kami lakukan tindak lanjut, sudah mengirimkan surat untuk mereka (pihak pelaksanaan, red) hadir memberikan keterangan. Kami masih melakukan penyelidikan, jika terdapat unsur kelalaian, bisa dikenakan UU Kelalaian Kerja,” tuturnya.
Terpisah, Humas PT Wahana Ake mengatakan, pihaknya masih fokus melakukan penyelesaian hak-hak korban dan menyantuni pihak keluarga M Ridwan. ”Kami sangat berduka sekali atas kejadi ini, kami akan segera manyelesaikan apa yang menjadi hak-hak korban, sembari berjalan kami juga melakukan koordinasi bersama KSO Pertagas dan PGN,”sebutnya.
Lebih lanjut terkait kronologis kejadian, ia mengaku belum bisa mengatakan lebih lanjut. ”Mungkin nanti setelah kami dapat sampaikan setelah melalui meeting, siapa pun tidak menginginkan kejadian itu, untuk kejadian ini kami akan tetap menatap ke depan, dan meneruskan pekerjaan ini ke depan,” tuturnya.
Direktur Commercial & Business Development sekaligus pelaksana tugas harian President Director PT Pertamina Gas Indra Setyawati mengatakan bahwa penanganan kepada korban langsung dilakukan sejak proses evakuasi, tindakan medis, di rumah duka hingga prosesi pemakaman.
“Kami sampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan manajemen sepenuhnya bertanggung jawab,” ujarnya.
Untuk mengumpulkan informasi selengkap-lengkapnya sekaligus memastikan hal yang sama tidak terulang kembali, manajemen Pertagas yang dipimpin langsung oleh Indra secara khusus berangkat ke Dumai, Sabtu. “Sekaligus akan bersilaturahim dengan keluarga korban,” ujar Indra.(hsb)