MELIHAT KESENIAN BERTUTUR ASLI KAMPAR

Bughuong Ghasiong Perjuangkan Cintanya

Riau | Sabtu, 21 April 2012 - 10:56 WIB

Bughuong Ghasiong Perjuangkan Cintanya
KESENIAN: Agustar menampilkan keseniaan tradisonal bughuong ghasiong di kantor DKK Kampar di Bangkinang, Jumat (20/4/2012). foto: rinadiyanti hasan/riaupos

Laporan RINADIYANTI HASAN, Bangkinang rinadiyantihasan@riaupos.com

”Mako bajalan sigadi bughuong gashiong, tobang tinggi ka ate lauik, tengok ka kanan nampanyo kapal, tengok ka bawan nampaklah bumi, taghaso tinggi lotaknya badan, kalaulah jatuoh apo ka dayo…”’

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

(maka berjalan si gadis putri burung gasing, terbang tinggi ke atas laut, melihat ke kanan tampaklah kapal, lihat ke bawah tampaklah bumi, terasa tinggi letaknya badan, kalaulah jatuh apakah daya”.

Kalimat ini disampaikan oleh Agustar ,78, seorang penutur kesenian tradisional  ”Bughuong Ghasiong” dalam acara perekaman sejarah yang dilaksanakan Dewan Kesenian Kampar (DKK) di kantor DKK di Bangkinang , Jumat (20/4).

Kesenian bertutur dalam budaya Kampar ini adala kesenian lama yang memang sudah tidak jarang ditampilkan, bahkan Agustar adalah satu-satunya yang bisa menyampaikan kesenian ini di kabupaten Kampar.

Dalam rekamanan ini, Agustar menampilakn cerita tentang seorang perempuan yang bernama Bughuong Gasiong, yang memperjuangan cintanya untuk mendapatkan Raja Mudo anak dari Raja tuo Temenggung, nama kesenian ini sendiri diambil dari nama putri tersebut.

Rekamanan ini memakan waktu setidaknya empat jam, karena cerita ini sendiri kalau disampaikan dalam aksi panggung bahkan bisa memakan waktu delapan jam tanpa berhenti.

Dalam penampilan ini Agustar menyampaikan cerita sambil bernyanyi, bahkan menari sehingga suasana cukup hidup, bahkan pendengtar seakan-akan dibawah ke suasana cerita yag disampaikan, ketika Agustar membawakan luahan hati sang putri yang sedang jatuh cinta, semua yang hadir di ruangan juga langsung bersorak dan bertepuk tangan.

Ketua DKK Syamsol Muhkamar kepada Riau Pos diselas-sela rekamana menyatakan, rekaman yang dilakukan oleh DKK ini adalah salah satu upaya untuk mendokuemntasikan semua potensi budaya yang ada di Kampar.

Karena hingga saat ini banyak kesenian Kampar yang sudah mulai hilang bahkan tidak dikenal oleh generasi muda.

”Seperti kesenian ini, di Kabupaten Kampar hanya beliaulah satu-saunya yang bisa, kalau beliau sudah tiada nanti maka tak ada lagi yang bisa membawakan cerita ini,” ujarnya.

DKK sendiri menurutnya sedang berusaha mengumpulkan seluruh potensi budaya dan membuat dokumentasinya, dan ini tidak hanya untuk keseneian bertutur saja, namun semua keseneian yang ada.

‘’Dan ini akan kita laksanakan setiap jumat usai sholat jumat yang kita sebut denganJumat budaya Kampar ‘’ujarnya

Setiap Jumat, DKK akan melakukan dokumentasi dan mempersilahkan masyarakat untuk menonton, dan DKK sudah melakukan investigasi hingga ke dusun-dusun untuk menemukan potensi tersebut.

Minggu depan akan membawa kesenian baghandu, bakayat dan maathok, sehingga budaya ini akan mulai dikenal masyarakat lainnya. ***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook