PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) - Ribuan batang pohon kelapa dan sawit milik masyarakat telah ditebang.
Kendati tanpa ganti rugi, namun pohon-pohon penghasil uang itu pun rela bertumbangan rebah ke bumi untuk mendukung program pembangunan pemerintah yakni infrastruktur jalan.
Tapi ironisnya, meski waktu telah berjalan hampir 16 tahun, namun jalan yang didambakan masyarakat yakni Jalan Lintas Bono tidak kunjung selesai dibangun.
‘’Ya, sejak 2000 silam, pohon-pohon kelapa sawit milik masyarakat rela ditebang. Kalau dihitung jumlahnya, lebih lah ribuan batang.
Pasalnya, kami rela menebang pohon kelapa sawit tersebut untuk mendukung program pembangunan daerah, dan berharap jalan pembuka isolasi serta meningkatan ekonomi segera dibangun,” terang Kepala Desa Sokoi Kecamatan Kuala Kampar Tasrib kepada Riau Pos, Ahad (20/3) via selulernya.
Tapi apa hasilnya, sambung Tasrib, hingga memasuki tahun ke-16, jalan lintas yang diharapkan jauh dari yang didambakan.
Dan bahkan, saat ini jalan yang menjadi urat nadi masyarakat yang menghubungkan sejumlah desa ini, kondisinya kian memprihatinkan akibat terus mengalami kerusakan parah dengan lubang yang semakin dalam.
‘’ Memang kami akui, kalau isolasi antar desa hingga kabupaten sudah terbuka dengan adanya pembangunan jalan tanah ini.
Tapi kondisi jalan, masih sangat memprihatinkan. Warga kesulitan melewatinya, khususnya saat hujan turun yang menyebabkan jalan menjadi licin dan sangat susah untuk dilewati.
Jangankan bawa barang-barang, pakai motor sendiri saja kepayahan melewati jalan tanah yang telah banyak berlubang dan rusak parah ini,” bebernya.
Padahal, lanjut Tasrib, jika pohon-pohon kelapa seusia lebih 16 tahun itu masih tegak, tentu tidak sedikit hasil yang dipetik masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
‘’Tapi sampai sekarang begitulah kondisinya. Jalan terbuka lebar, tapi kondisi tetap saja buruk akibat jalan tanah yang telah rusak dan berlobang tersebut belum dilakukan pembangunan peningkatan baik pengerasan, pengaspalan ataupun semenisasi,” paparnya.
Disebutkannya, bahwa kondisi jalan buruk yang sangat parah menuju Desa Sokoi berdurasi sepanjang 60 kilometer.
Dimana kondisi jalan buruk ini mulai dari Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti yang menghubungkan lima desa lainnya di Kecamatan Kuala Kampar yakni Desa Segamai Barat, Desa Gambut Mutiara, Desa Labuhan Bilik, Desa Sungai Mas dan Desa Sokoi.
‘’Untuk itu, kami sangat berharap agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Plt Gubri serta para anggota DPRD Riau dapat segera merealisasikan pembangunan jalan yakni pengaspalan jalan yang sangat kami dambakan ini secepatnya.
Karena kami tahu jalan lintas tersebut merupakan proyek Pemprov Riau. Apalagi jalan ini merupakan satu-satunya akses darat yang menuju ke objek wisata Bono yang telah mendunia, sehingga tentunya dapat miningkatkan minat para pelancong, jika jalan kondisi jalan ini baik untuk dilewati,” ujarnya.
Setakad informasi, Jalan Lintas Bono digagas sejak Bupati Pelalawan HT Azmun Jaafar SH. Pembangunan jalan ini masuk program Merangkai Kampung Membangun Negeri.(izl)