Laporan DESRIANDI CHANDRA, Pekanbaru desriandi-chandra@riaupos.co

Sekitar 200 ribu hektare kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir kini tak lagi produktif. Selain karena sudah tua, terjadinya intrusi air laut menyebabkan kelapa petani tak lagi produktif menghasilkan buah.

Tidak produktifnya kelapa petani di Inhil ini terbilang sangat besar dan memprihatinkan karena mencapai dua pertiga komoditas unggulan di Inhil ini. Saat ini, kelapa di Inhil mencapai 300 ribu hektare.

Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, berkomitmen untuk mencarikan solusi. Salah satunya melalui Rakorbang yang akan direkomendasikan ke Pusat untuk mendapatkan bantuan APBN. Ini disampaikan Kepala Dinas Perkebunan Riau, Drs H Zulher di sela-sela pelaksanaan Rakorbang Perkebunan Riau 2012, Selasa (20/3) di Hotel Pangeran Pekanbaru.

Untuk meminimalisir banyaknya area perkebunan kelapa masyarakat yang terendam air, tahun 2012 ini, Kabupaten Inhil mendapatkan dua ekskavator. Alat ini bisa difungsikan untuk membuat parit-parit atau saluran guna mengurangi merembesnya air laut ketika pasang.

Selain itu, Disbun Riau mengusulkan ke Kementerian Pertanian RI melalui Ditjenbun RI, untuk mendapatkan kucuran anggaran. “Dan mudah-mudah, tahun ini ada realisasinya,” beber Zulher.

Peluang Riau untuk mendapatkan bantuan dana APBN memperbaiki luas area komoditi perkebunan yang sudah tua dan tak produktif, termasuk tanaman kelapa di Kabupaten Inhil, mendapatkan angin segar. Rismansyah, Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian RI, Ditjenbun meminta Riau mengusulkannya ke Pemerintah Pusat. “Silahkan usulkan ke Pusat, nanti akan kita upayakan. Terutama yang menjadi skala prioritas seperti yang dialami petani kelapa di Inhil,” ujarnya singkat menjawab Riau Pos di sela-sela pertemuan itu.

Rakorbang yang dilaksanakan Disbun Riau, banyak mendapatkan masukan dari Disbun Kabupaten/kota yang hadir sebagai peserta.(muh)