Digaransi, Town Square Berbudaya

Riau | Sabtu, 21 Januari 2012 - 11:18 WIB

Laporan DESRIANDI CHANDRA, Pekanbaru

Gubernur Riau HM Rusli Zainal SE MP memberikan garansi kalau pengembangan Bandar Serai purna MTQ yang akan dikembangkan, tetap memperpadukan antara areal budaya dan komersial

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pemerintah tidak semata-mata mengubahnya secara keseluruhan menjadi kawasan bisnis yang modern.

Hal ini ditegaskan Gubernur Riau HM Rusli Zainal saat melakukan ekspos rencana pengembangan kawasan Bandar Serai yang akan dijadikan Bandar Serai Town Square and Convention di kalangan budayawan dan seniman di Riau.

Pertemuan ini digelar di kediaman tokoh budayawan Riau Tenas Effendi. Turut hadir, Sekko Pekanbaru HM Wardan, Al Azhar, beberapa kepala dinas dan badan di lingkungan Pemprov Riau.

Gubri menjelaskan, kalau dari 14,6 hektare kawasan Bandar Serai secara keseluruhan, 10-12 hektare akan dikembangkan.

Namun di dalam kawasan bandar serai yang akan dikembangkan, tetap menjaga dan mempertahankan culture area dan kebudayaan yang ada sekarang.

Misalnya, beberapa bangunan anjungan rumah dari kabupaten/kota di Riau, termasuk anjungan rumah Kepri dan Batam, akan tetap dipertahankan di kawasan tersebut. “Ini akan tetap kita pertahankan dan tidak akan kita bongkar,” ujarnya.

Bahkan, rumah anjungan kabupaten/kota di Riau yang belum ada seperti rumah anjungan Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Kepulauan Meranti dan beberapa anjungan rumah kabupaten/kota lainnya akan dibangun di kawasan Bandar Serai ini.

Sehingga, khasanah aslinya masih tetap terjaga.

Selain itu, kawasan ini akan dilakukan penataan yang lebih baik. Pemrov menurutnya akan mengakomodir masukan dari berbagai budayawan dan seniman maupun masyarakat tentang rencana tersebut.

Misalnya, akan meletakkan simbol sejarah kawasan Bandar Serai sebagai sebuah kawasan pertama yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan MTQ tingkat nasional tahun 1994.

“Dan memang, masyarakat mengenal kawasan Bandar Serai ini sebagai kawasan Purna MTQ. Bentuknya apa, akan kita carikan. Sehingga meski nanti dilakukan penataan, masyarakat akan tetap tahu sejarahnya sebagai lokasi purna MTQ tingkat nasional di Riau,” ujarnya.

Di lokasi ini, lanjut Gubri, akan disiapkan tempat Dekranas Riau, museum kaum perempuan, serta Kampus AKMR (Akademi Kesenian Melayu Riau). AKMR adalah pondasi untuk menanamkan sistem nilai-nilai kebudayaan dan seni di Riau.

Kawasan Bandar Serai sebagian besar dirancang sebagai kawasan komersil.

Di kawasan ini dalam perencanaannya dilengkapi dengan fasilitas, mal lima lantai, convention center, bussness center, panggung terbuka serta beberapa fasilitas lainnya, termasuk arena bowling yang akan digunakan untuk PON  XVIII tahun 2012 mendatang.

“Karena waktu pelaksanaan PON mendesak, sesuai dengan yang disampaikan konsultan, arena bowling akan dibangun terlebih dahulu,” imbuhnya.

Meski kawasan ini sebagian besar dilakukan penataannya, namun bentuk bangunannya tetap direncang dengan simbol-simbol kebudayaan Melayu.

Misalnya, bentuk tiang maupun atap bangunan dan dinding. Sehingga, antara kawasan culture area dengan kawasan comersil area padu dan menjadi satu kesatuan.

“Bentuk bangunannya tetap ada simbol-simbol kebudayaan Melayu,” terang Rusli Zainal.

Sehingga nantinya, kawasan Bandar Serai menjadi kawasan yang tertata dan orang yang berkunjung ke kawasan ini merasa nyaman dan tenang.

Tokoh Budayawan Riau, H Tenas Effendi menilai rencana pengembangan kawasan Bandar Serai positif.

Namun ia menyarankan, tetap memperhatikan aspirasi dari masyarakat yang berkembang terutama dari kalangan seniman dan budayawan yang mengerti dengan kondisi tersebut.(muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook