Riau-Belanda Kembangkan Limbah Cair Kelapa Sawit

Riau | Sabtu, 21 Januari 2012 - 11:09 WIB

Laporan Desriandi Candra dan Marrio Kisaz, Pekanbaru redaksi@riaupos.co

Pemanfaatan tanaman kelapa sawit yang dihasilkan Provinsi Riau, kini tidak hanya dibidik untuk hasil CPO. Beberapa produk turunan tanaman kelapa sawit ini terus dikembangkan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Guna memanfaatkan potensi yang dimiliki Riau tersebut, Pemprov Riau melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Riau bersama dengan salah satu perusahaan Belanda, merintis kerja sama pengembangan limbah cair kelapa sawit. Bahkan, kerja sama tersebut sudah final, tinggal realisasi bentuk kerja samanya.

Hal ini dikatakan Kepala Balitbang Riau, Prof Dr H Tengku Dahril MSc kepada Riau Pos, Jumat (20/1).

Tengku Dahril menyebutkan, pemanfaatan limbah cair kelapa sawit tersebut akan digunakan sebagai media pengembangan microalgae (ganggang).

Ganggang merupakan tanaman yang sangat baik untuk mengurangi emisi rumah kaca yang terus meningkat saat ini.

Selain itu, pemanfaatan limbah cair kelapa kelapa sawit bisa digunakan untuk keperluan lainnya sebagai bentuk industri hilir yang berpotensi di Riau.

Misalnya, untuk keperluan pakan ternak, campuran kosmetik dan beberapa pemanfaatan lainnya.

Pemerintah Provinsi Riau telah merencanakan pertemuan dengan perusahaan asal negeri kincir angin tersebut pada 25 Januari 2012.

Namun dikarenakan adanya pertemuan di beberapa perusahaan di Eropa yang diikuti perusahaan negeri Belanda tersebut, maka jadwal pertemuan untuk membahas klausul kerja sama antara kedua belah pihak, antara Riau dengan perusahaan Belanda tersebut diundur dua pekan ke depan.

“Seyogianya, kita sudah jadwalkan pertemuan pada 25 Januari ini, tapi karena ada pertemuan di Eropa, diundur dua pekan ke depan atau sekitar Februari 2012,” kata Tengku Dahril.

Pertemuan antara Pemprov Riau dengan perusahaan Belanda ini, lanjut mantan Kepala Dinas Pendidikan Riau ini, difasilitasi Kedutaan Besar Belanda di Indonesia.

Begitu juga dengan pertemuan selanjutnya, Pemprov menunggu informasi selanjutnya dari Kedutaan Besar Negeri Belanda ini.

Dalam nota kerja sama ini, Pemprov Riau melibatkan sejumlah perusahaan besar di Riau. Misalnya, PT RAPP, PTPN V, PT Indah Kiat, Pertamina Dumai serta beberapa perusahaan lainnya. Ia berharap, kerja sama yang dihasilkan dari kunjungannya ke negeri Belanda tahun 2011 lalu, bisa bermanfaat dalam pengembangan industri turunan kelapa sawit di Riau.

Sementara soal berapa kapasitas yang dihasilkan, Tengku Dahril menyebutkan tergantung dari kemampuan perusahaan.

Harus Berikan Kontribusi ke Daerah

Sementara itu Komisi B DPRD Provinsi Riau, memberikan dukungan atas langkah kerja sama yang dilakukan Pemprov Riau-Belanda, khususnya Balitbang Riau dengan perusahaan pengembangan biodisel asal Belanda yang memanfaatkan limbah cair kelapa sawit.

Namun demikian, Ketua Komisi B DPRD Riau Tengku Azuwir, berharap, kerjasama yang dilakukan tersebut harus memberikan kontribusi pada daerah. Hal ini dikatakan Tengku Azuwir, yang dihubungi Riau Pos, Jumat (20/1).

Kontribusi yang dimaksudkan tersebut, lanjut Tengku Azuwir, pertama ikut memberikan kontribusi bagi PAD Provinsi Riau serta berdampak pada multiplier effect bagi masyarakat setempat, khususnya petani kelapa sawit dan industri hilir kelapa sawit di Riau.

Dengan adanya kerja sama ini, berbagai produk turunan dari industri kelapa sawit di Riau makin tumbuh dan berkembang.

Apalagi memang, sejauh ini produk turunan yang dihasilkan dari industri kelapa sawit belum banyak dihasilkan.

“Bagi komisi B ini sangat bagus, dan kita berharap ada dampaknya terhadap kontribusi daerah berupa PAD maupun dampaknya bagi petani, masyarakat dan pengembangan industri hilirnya di Riau,” sambung Tengku Azuwir.

Sementara untuk pasokan TBS kelapa sawit, menurut Azuwir untuk memenuhi kebutuhan limbar cair kelapa sawit itu, tidak menjadi persoalan bagi Riau. Justru sebagai anggota DPRD Riau, selama ini justru masih terbatasnya produk turunan yang dihasilkan.

Tengku Azuwir menyarankan, kerja sama yang sudah ditunggu-tunggu tersebut, hendaknya dibahas klausa kerja samanya. Sehingga menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Hal-hal seperti ini, menurut Tengku Azuwir perlu terus digagas. Sehingga potensi yang dimiliki termanfaatkan dengan maksimal.(ade)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook