Yayasan Tak Tahu Ada Pemotongan Beasiswa

Riau | Sabtu, 21 Januari 2012 - 10:57 WIB

TEMBILAHAN (RP) - Pemilik Yayasan Madrasah Nurul Iman, Desa Sungai Ara Kecamatan Kempas, H Daeng Patobo (57) membantah adanya pemotongan dana bantuan bagi siswa miskin di Madrasah yang ia pimpin.

Seperti yang dikatakan salah seorang wali murid, Rusni beberapa waktu lalu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menurut H Daeng Patobo, sama sekali tidak benar adanya pemotongan tersebut yang ada adalah siswa bersama wali murid menyumbangkan sekian rupiah dana bantuan yang mereka sebagai infaq untuk yayasan.

‘’Yayasan tidak mengetahui sama sekali ide ini karena itu hasil kesepakatan wali murid,’’ ujar H Patobo, Jumat (20/1).

Informasi yang diterima pihak yayasan, menurut H Patobo, sebelum disepakati penyerahan sumbangan itu, para wali murid sebanyak 64 orang melakukan musyawarah namun ada satu wali murid tidak setuju dengan wacana tersebut.

H Patobo menceritakan, selama ini dengan jumlah siswa sebanyak 151 orang, Madrasah Nurul Iman hanya memiliki 3 ruang kelas.

Karena sangat tidak mencukupi dengan terpaksa ruangan majelis guru dan sekaligus sebagai ruang kantor yayasan dipergunakan untuk tambahan ruang belajar.

‘’Untuk membiayai segala keperluan pendidikan sebagai yayasan yang selama ini membebaskan pungutan pada para siswa tentunya kita juga berharap agar mendapatkan bantuan tetap dari pemerintah setiap tahunnya,’’ ujar H Patobo.

Hanya saja, lanjutnya, untuk mendapatkan bantuan tersebut yayasan harus mengikuti akreditasi. Salah satu syaratnya sekolah diharuskan untuk memiliki ruang kantor.

Tapi Madrasah Nurul Iman tidak memiliki ruang kantor lagi karena sudah digunakan sebagai tambahan ruang belajar.

‘’Mungkin karena alasan ini sebagian besar orangtua yang anaknya dididik di sini berniat secara bersama-sama menginfaqkan sebagian dari dana beasiswa yang didapat anaknya untuk pembelian ruang kantor bagi sekolah,’’ kata H Patobo sembari mengatakan sejak awal niatnya mendirikan yayasan ini semata dengan niat tulus untuk membantu masyarakat bukan untuk mencari keuntungan pribadi.

Tarman K, yang ikut menginfaqkan sebagian beasiswa anaknya bagi yayasan mengatakan penyisihan dana beasiswa yang diterima anak-anak mereka bukan ada pemaksaan dari siapapun apalagi Yayasan Madrasah Nurul Iman.

‘’Kami ikhlas kalau bukan kami para wali murid yang peduli lantas siapa lagi? Karena sejak berdiri sampai hari ini yayasan tempat anak kami sekolah belum pernah diperhatikan oleh pemerintah. Padahal ratusan generasi muda mendapatkan pembekalan ilmu disekolah ini,’’ ungkap Tarman.

Saat ini Madrasah Nurul Iman Sungai Ara memiliki 151 orang siswa dengan tenaga pengajar sebanyak 24 orang dan hanya satu orang yang PNS.

Para guru di sana bisa dikatakan mengajar suka rela sebab gaji yang diterima tenaga pengajar honorer rata-rata Rp300 ribu per bulan dan dibayarkan per triwulan.(fat)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook