BAGANSIAPIAPI (RP) -Banjir yang telah merendam tanaman padi di atas lahan seluas 1.475 hektare yang tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Rohil, tampaknya telah menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi petani.
Betapa tidak, petani harus melakukan penanaman ulang. Malahan, kegiatan penanaman ulang sempat dilakukan sebanyak tiga kali. Petani pun perlu bantuan benih.
Di Kecamatan Bangko sendiri misalnya, terdapat tanaman padi yang sudah musnah akibat terendam air di atas lahan seluas 226 hektare yang tersebar di dua daerah.
Yakni Kepenghuluan Baganpunak Pesisir seluas 225 hektare dan Kelurahan Baganbarat seluas satu hektare.
‘’Musibah banjir yang merendami lahan pertanian itu sudah berlangsung sejak bulan September yang lalu,’’ kata Ipah (40) salah seorang petani di Kepenghuluan Baganpunak Pesisir.
Banjir yang menggenangi lahan pertanian masyarakat tersebut, sebagian besar disebabkan oleh tingginya tingkat curah hujan. Selain itu, tidak berfungsikan sejumlah saluran serta adanya pengaruh pasang surut air sungai.
‘’Saat sungai pasang, air yang merendami lahan pertanian saya tingginya bisa mencapai sepinggang. Lantaran lama tergenang membuat tanaman padi saya seluas tiga jalur setengah, musnah. Semua rusak dan mati,’’ kata Ipah.
Kendati demikian, Ipah masih tetap berupaya untuk bercocok tanam. Salah satu diantaranya melakukan penanaman ulang. Meskipun sudah dilakukan, musibah serupa kembali terjadi.
‘’Begitu selesai di tanam ulang. Banjir datang lagi. Ini adalah kegiatan menanam ulang yang ketiga kalinya. Kalau yang ketiga ini juga terkena banjir, maka habislah semuanya. Sebab, kita sudah tidak ada benih lagi,’’ kata Ipah.
Hal senada juga diungkapkan oleh Arifin (45) salah seorang petani di Kepenghuluan Baganpunak Pesisir. Di mana, padi yang sudah ditanam di atas lahan seluas dua hektare, rusak dan musnah seketika setelah terendam banjir.
‘’Banyak tanaman padi miliki masyarakat termasuk punya kita rusak. Kalau tidak ada banjir, mungkin padi kita sudah berumur tiga bulan. Ada juga yang selamat, tapi jumlahnya hanya tinggal beberapa batang saja lagi. Yang lainnya, sudah musnah,’’ kata Arifin.
Sama yang dilakukan petani lainnya, Arifin juga turut melaksanakan penanaman ulang. Kegiatan penanaman ulangnya justru sudah dua kali dilaksanakan.
‘’Ini, penanaman ulang yang terakhir. Kalau ada lagi banjir, kita tidak bisa menanam ulang. Sebab, kita sudah kehabisan benih. Dan kita berharap, agar instansi terkait dapat membantu kita berupa benih dan normalisasi saluran yang ada di areal lahan pertanian ini,’’ kata Arifin.
Sementara, Camat Bangko, H Muhammad Nurhidayat yang ditemui Riau Pos di Bagansiapi-api tidak menafikan hal tersebut.
‘’Memang hasil pantauan kita di lapangan, kondisinya seperti itu. Ada beberapa daerah di Kecamatan Bangko yang terendam saat diguyur hujan. Termasuk merendami lahan pertanian. Langkah yang harus dilakukan, kita berharap instansi terkait dapat segera melakukan normalisasi saluran-saluran terpenting di daerah ini,’’ kata Nurhidayat.
Berkaitan dengan bantuan benih seperti yang diharapkan petani, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Rohil Ir Muslim mengatakan, pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan Asisten Admisnitrasi Bidang Kesra yang dititkberatkan pada bantuan konpensasi benih pertanian.
‘’Ini dilakukan karena, kita dari Distanak Rohil tidak punya bantuan konpensasi benih petani itu. Makanya, kita cuba melakukan koordinasi dengan Bagian Kesra. Diharapkan, bantuan konpensasi itu dapat segera direalisasikan. Ini harapan kita,’’ kata Muslim.
Menjawab Riau Pos, Muslim menjelaskan, mengingat musibah banjir sudah termasuk agenda rutin yang terjadi setiap tahun dengan kondisi dan bentuk yang berbeda, pihak Distanak Kabupaten Rohil turut mengambil sejumlah kebijakan. Salah satu yakni menganggarkan bantuan konpensi benih untuk petani di tahun anggaran 2014 mendatang.
‘’Kita coba agendakan tahun mendatang,’’ kata Muslim.
Ia juga mengingatkan para petani di semua daerah sentra termasuk di Kecamatan Bangko untuk mewaspadai tingkat curah hujan pada November dinilai yang masih tinggi.
Dengan masih tingginya tingkat curah hujan, maka bisa menjadi hambatan dan kendala bagi kegiatan di sektor pertanian tanaman pangan.
‘’Curah hujan diprediksi sampai November ini masih cukup tinggi. Bila banjir kembali datang, jelas bisa menambah kerugian yang lebih besar lagi. Salah satu diantaranya tidak tertutup kemungkinan, lahan dan tanaman padi yang rendam bisa bertambah,’’ katanya.(sah)