KAMPAR (RP) - Tenggat waktu bagi Bupati Kampar Jefry Noer untuk mewujudkan mimpinya tentang zero kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh, semakin dekat.
Sebab yang sering diungkapkan Jefry, akhir tahun 2014, Kampar sudah terbebas dari tiga persoalan tersebut.
Lantaran waktunya makin dekat, Jefry pun mengerucutkan strategi program pelatihan P4S yang sudah berjalan sejak tahun lalu itu.
Hal ini dikatakannya usai penutupan pelatihan di lokasi P4S, Senin (18/11), bahwa mulai tahun depan, Pemkab akan memfokuskan satu desa per kecamatan sebagai contoh desa mandiri alias desa yang sudah terbebas dari kemiskinan.
‘’Kita keroyok desa itu dari berbagai sisi. Salah satu contoh, 10 orang alumni musti bisa membina 100 orang masyarakat desa,’’ katanya.
Lalu, selain pertanian, peternakan, perikanan dan jahit menjahit, Jefry juga berharap kepada para alumni untuk menanam jabon di pekarangan mereka masing-masing. ‘’Jabon ini sebagai tabungan. Sebab kalau panen, bisa mengantarkan untuk biaya naik haji,’’ katanya.
Sekali lagi kata Jefry, para alumni P4S adalah mitra handal yang diharapkannya untuk mewujudkan tiga zero tadi. Harapan Jefry itu tak berlebihan.
Sebab konsep awal, tiap alumni musti bisa merekrut 9 orang warga desa untuk kemudian dijadikan satu kelompok.
Kalau tahun ini saja sudah 1640 orang yang lulus, maka sudah 16.400 orang warga desa yang punya usaha lewat kelompok yang dibentuk itu.
Angka ini belum termasuk pekerja yang dibutuhkan untuk membantu usaha para petani tadi.
‘’Saya berharap jangan sampai terjadi istilah lebih panas tadah dari gelas. Kalau itu terjadi, berarti hanya saya yang butuh dengan program ini. Bukan kita semua. Sukses atau tidaknya program ini, tergantung dari keinginan kita semua para alumni, masyarakat dan satuan kerja di Pemkab Kampar,’’ ujar Jefry.
Endang (48) salah seorang alumni P4S angkatan XVII asal Desa Kijang Jaya Tapung Hilir mengaku ikut pelatihan P4S justru ingin mengembangkan usaha ternak sapi yang sejak 2006 lalu dia rintis lebih berkembang.
‘’Pulang dari sini, saya sudah punya ilmu. Saya akan lebih kembangkan lagi usaha yang sudah ada. Alhamdulillah, sapi yang tadinya hanya 3 ekor di tahun 2006, kini sudah berkembang menjadi 21 ekor.
‘’Sebagian sudah saya jual. Sisanya msih ada 12 ekor lagi,’’ kata ayah tiga anak ini.
Dari hasil ternak sapi itu, Endang mengaku bisa mengkuliahkan dua anaknya di UIN Suska.
‘’Alhamdulillah, kuliah anak saya lancar. Sebab saat butuh dana, sapi bisa saya jual. Satu ekor saja sudah cukup untuk biaya yang dibutuhkan,’’ katanya.(adv/a)