Helat Budaya Tonggak Awal Lestarikan Melayu

Riau | Sabtu, 20 Oktober 2012 - 10:05 WIB

PEKANBARU (RP)- Helat Budaya di Tepian Langit: Ketika Laut Embun Bercerita yang akan diadakan di Rantaubaru atau Melaka Kecil, Kecamatan Pangkalankerinci, Kabupaten Pelalawan pada 3-4 November 2012 mendatang diharapkan dapat menjadi tonggak awal bagi masyarakat untuk melestarikan seni budayanya.

‘’Cintai bahasa Melayu yang beragam itu. Bagi masyarakat Rantaubaru, sayangi bahasa mereka yang unik itu. Lestarikan dan praktikkan di mana saja, karena itu bagian dari bahasa Indonesia,’’ kata Safaruddin Jaafar, putera Melaka Kecil yang kini bermastautin di Kandis, Kabupaten Siak, Kamis (18/10).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ia berharap masyarakat Desa Rantaubaru dan Pemerintah Kabupaten Pelalawan mendukung sepenuhnya keinginan untuk menjadikan Rantaubaru sebagai kampung sufi karena negeri ini memang banyak melahirkan para ulama sufi terkemuka di Riau.

‘’Peristiwa helat ini jangan hanya berlalu begitu saja, tapi jadikan sebagai titik mula kesadaran untuk membangun pariwisata di Rantaubaru. Danau karang, Danau Sepunjung dan Danau Buntar sudah sepatutnya diperhatikan Pemda Pelalawan karena tempat-tempat itu bernilai wisata yang bisa dijual kepada pelancong. Keindahannya tidak kurang dari tasik atau danau wisata yang ada di Riau bahkan di luar Riau ini,’’ kata Safar bersemangat.

Tapi, lanjutnya, hal itu harus dimulai oleh tokoh masyarakat Rantaubaru yang kini sedang berada di Rantaubaru. Sediakan fasilitas seperti boat, perahu atau pompong untuk menuju ke sana.

‘’Selain itu, bangunlah pondok-pondok istirahat bagi para pelancong. Kalau sudah bagus, baru ajukan ke pemerintah daerah,’’ kata alumnus STM Pekanbaru ini.

Safar berharap, masyarakat Rantaubaru, baik yang menetap di Rantaubaru atau di luar kampung untuk memperhatikan Desa Rantaubaru atau Melaka Kecil itu.(nhk)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook