70 Hektare Lahan Gambut Terbakar

Riau | Kamis, 20 September 2012 - 10:36 WIB

70 Hektare Lahan Gambut Terbakar
Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan berusaha memadamkan api di sebuah lahan yang terbakar, Rabu (19/9/2012). Puluhan hektare lahan gambut terbakar di Pelalawan dan sekitarnya, hingga menyulitkan pemadaman. (Foto: *2/said mufti/riau pos)

Laporan DESRIANDI CANDRA, Pekanbaru dan KASMEDI, Rengat-Pangkalankerinci

Kabut asap dan titik api meningkat di sejumlah kawasan di Riau, seperti di Inhu, Inhil, Pelalawan dan Kuansing, Rabu (19/9).  

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Di Desa Petodaan, Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan, misalnya,  saat ini  diperkirakan ada 70 hektare lahan gambut yang terbakar.

Pihak BPBD terus melakukan pemadaman di tempat-tempat yang terbakar.  

Akan tetapi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus berusaha keras memadamkan sejumlah titik api ini. BPBD Kabupaten Pelalawan, misalnya, berhasil memadamkan sejumlah titik api yang ditemukan di sejumlah lokasi itu.

Dalam aksi pemadaman itu, ikut membantu pihak kepolisian dan masyarakat peduli api (MPA) setempat.

Namun, karena minimnya fasilitas dan lahan yang terbakar merupakan lahan gambut dengan luas puluhan bahkan ratusan hektare, hingga saat ini sejumlah titik api masih menyala.

‘’Alhamdulillah dalam beberapa hari terakhir ini kami berupaya memadamkan api di sejumlah titik. Beberapa di antaranya langsung padam dan ada pula yang masih menyala, terutama lahan gambut,’’ ujar Kepala BPBD Pelalawan Tengku Alkaf SH MH didampingi Kasi Kedaruratan Sumarno SP kepada Riau Pos, Rabu (19/9).

 Dijelaskannya, sebelum melakukan pemadaman api di lokasi yang terbakar, pada 13 September lalu pihaknya bersama BPBD Riau melakukan tinjauan udara menggunakan helikopter. ‘’Sebelum langsung ke lokasi kebakaran ya dipantau dulu lewat udara,’’ jelasnya.

Setelah titik api ditemukan, lalu pada Ahad hingga Selasa (16-18/9) tim yang terdiri pihak BPBD ditambah kepolisian dan MAP setempat langsung menempuh jalur darat menggunakan mobil untuk memadamkan langsung titik api yang sudah dicatat titik koordinatnya.

Beberapa lokasi yang dipadamkan langsung menggunakan mesin robin dengan pipa slang sepanjang lebih 300 meter dilakukan di lahan masyarakat yang terbakar di Dusun Lubuk Salak, Desa Mak Teduh, Kecamatan Teluk Meranti.

Di lokasi ini, sebut Suparno, yang mengaku dibantu Kapolsek Kerumutan, Iptu Sahardi bersama anggotanya,  terjadi kebakaran lahan gambut seluas 50 hektare.

‘’Lebih sebagiannya bisa kami padamkan dan sekitar 6 hektare lagi masih ada apinya. Karena ini lahan gambut, jadi cukup sulit memadamkan api, apalagi harus membawa slang yang cukup jauh. Air diambil dari parit sekitar jalan lintas Bono,’’ ujarnya.

Masih jelas Alkap dan Kasi Kedaruratan Sumarno, Selasa (18/9) pihaknya berupaya memadamkan titik api dari kebakaran lahan di Desa Petodaan dan Teluk Binjai, Kecamatan Teluk Meranti.

Di Petodaan, diperkirakan ada 70 hektare lahan gambut yang terbakar. Meski sudah dipadamkan, tetap saja masih mengeluarkan asap di bagian dalam. Sedangkan di Desa Teluk Binjar luas lahan yang terbakar mencapai 20 hektare dan masih aktif.

Hal ini terlihat dari api dan kepulan asap di lokasi tersebut. ‘’Alat yang digunakan di lokasi ini menggunakan pompa air dari PT RAPP yang dibawa oleh MPA setempat,’’ ujarnya.

Dia juga berharap peran camat dan MPA yang ada di Kecamatan untuk segera berkoordinasi dengan perusahaan terdekat jika menemukan adanya titik dalam skala kecil dan bisa ditanggulangi pihak kecamatan untuk segera dipadamkan.

Hujan, Kabut Asap Masih Tebal

Kendati seluruh wilayah Kabupaten Kuantan Singingi diguyur hujan, Selasa malam kemarin, namun kabut asap masih menyelimuti langit Kuansing khususnya Kota Teluk Kuantan, Rabu (19/9).

Peningkatan kabut asap ini juga telah berdampak kepada kesehatan masyarakat. Hal ini tak terlepas dari peningkatan jumlah titik api (hot spot) yang ditemukan di Kuansing. Akibatnya, warga semakin banyak mengeluh terkena dampak kabut asap yang makin pekat ini.

Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup Promosi dan Investasi (BLHPI) Kuansing, Indra Suandy ST MT melalui Sekretaris BLHPI, Drs H Fahrizal Safda, MSi, yang dihubungi Rabu (19/9), dibandingkan jumlah hot spot yang terpantau Senin (17/9) telah terjadi peningkatan hot spot yang ditemukan pada hari Selasa (18/9). “Hari Senin jumlah hot spot sebanyak tujuh titik, sedangkan pada hari Selasa menjadi 18 titik.

Ini bukan pantuan Kami, tapi satelit NOAA,” ujar Fahrizal Syafda.

Tujuh hot spot hari Senin yang terpantau tersebut, jelasnya, berada di Desa Koto Pangean, Desa Sikakak Cerenti, Desa Pebaun Hilir Kuantan Mudik, Desa Muara Petai Kuantan Mudik, Desa Seberang Cengar Kuantan Mudik yang masing-masing 1 hot spot.

“Yang lainnya juga di Kuantan Mudik, yakni di Desa Sungai Besar sebanyak 2 titik,” ujar Fahrizal Syafda.

Sedangkan 18 titik api hari Selasa yang terpantau, jelasnya lagi, terdapat di Kuantan Hilir 4 titik, Kecamatan Singingi 4 titik, Kecamatan Cerenti 2 titik, Kecamatan Kuantan Mudik 8 titik. “Hari Selasa totalnya ada 18 titik meningkat 11 titik dibandingkan hari Senin,” ujarnya.

Sementara itu, terkait peningkatan kabut asap ini, jarak pandang juga semakin dekat. Jika sebelumnya kawasan Seberang Teluk Kuantan (kawasan PT Duta Palma Nusantara) dapat dilihat dari kawasan kantor Bupati Kuansing, siang ini tidak lagi terlihat.

Kawasan itu sudah tertutup asap tebal yang sedikit membatasi jarak pandang warga.

Direktur RSUD Teluk Kuantan, dr David Oloan MARS mengingatkan seluruh warga supaya mewaspadai kabut asap yang terus ada di Kuansing. Hal ini guna menghindari terjadinya serangan Inspeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), terutama bagi anak-anak.

“Kami melihat kabut asap masih tebal, makanya kita ingatkan masyarakat supaya hati-hati, apalagi anak-anak,” ingatnya.

BPBD Lanjutkan ke Inhu dan Inhil

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Rabu (19/9) melanjutkan pemadaman api di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir dari udara dengan mengerahkan dua helikopter dan tim manggala agni dari darat.

“Hari ini kita melanjutkan pemadaman titik api atau hot spot di Inhu. Dan setelah itu lanjut ke Indragiri Hilir,” sebut Kepala BPBD Riau, Ir H Syamsurizal MT menjawab Riau Pos di Pekanbaru.

Meski Selasa (18/9) tim sudah turun ke Inhu, namun titik panas masih ada. Karena itu, dilanjutkan untuk melakukan pemadaman dan pemantauannya. Di Kabupaten Inhil, terdapat cukup banyak titik apinya. Menurut data dari satelit NOAA 18, terdapat 25 titik api.

Tim memperkirakan, pemadaman api di wilayah Inhil tidak bisa satu hari. Karena itu, tim akan bermalam di Inhil untuk melanjutkan pemadaman api hingga Kamis (20/9). “Malam ini kita bermalam di Inhil dan melanjutkannya Kamis esok,” ujarnya.

Titik api di Inhil berada di beberapa kecamatan yang medannya cukup sulit. Sebagian berada di seberang sungai Inhil. Tim memerlukan dukungan tambahan avtur.(*2/muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook