KAMPAR (RP) - Siswa Sekolah Unggulan Terpadu (SUT) Madani Kampar yang merupakan sekolah unggulan yang selalu digadang-gadangkan Kampar melakukan aksi mogok belajar, Senin (19/8). Aksi ini dilakukan siswa kelas 11 atau kelas 2 sekolah entrepreneurship tersebut.
Aksi mogok ini ditandai dengan kosongnya ruang belajar yang biasanya diisi 22 siswa. Para siswa juga tidak datang ke asrama tempat mereka tinggal selama menenpuh pendidikan di sekolah ini.
Salah seorang perwakilan murid berinisial DZA saat dikonfirmasi Riau Pos, Senin (19/8) menjelaskan, ada dua poin yang saat ini meresahkan siswa.
Pertama, adanya penunjukan direktur dalam sekolah. Padahal sekolah ini statusnya adalah sekolah negeri, sehingga menurutnya ada dualisme kepemimpinan.
‘’Kami bingung saja mana kepemimpinanya, walaupun kami sebenarnya tidak perlu ikut campur dalam hal ini namun kami tahu karena suasana disekolah terkesan kurang nyaman,’’ ujarnya.
Kedua adalah para siswa ini mengaku bingung dengan doktrin-doktrin yang diterapkan di sekolah.
Di antaranya para siswa dilarang memakai dasi dan para siswi diharuskan memakai cadar. ‘’Kami bingung dengan doktrin ini. Ini sekolah entrepreneur apa pondok pesantren,’’ ujarnya
Bupati Kampar H Jefry Noer sendiri datang ke sekolah tersebut pada sore harinya.Ia menjelaskan, kepala sekolah hanyalah sebagai pengasuh, dan pengasuh memang ditentukan oleh direktur walaupun nantinya di SK kan oleh Dispora.
‘’Saya tidak membebani dispora karena Dispora bebannya sudah terlalu banyak, makanya saya tunjuk direktur yang nantinya akan menentukan bagaimana pengelolaansekolah ini,’’ujarnya
Jefry juga membantah bahwa adanya perubahan aturan yang menyatakan bahwa siswa dilarang berdasi dan memakai cadar, karena sekolah ini adalah sekolah bisnis namun juga berjiwa Islami.(rdh)