Laporan Fadhli Muallim, Bagansiapi-api redaksi@riaupos.co
Jembatan penghubung antara kepenghuluan Panipahan Darat dan kepenghuluan Teluk Pulai, Kecamatan Pasir Limau Kapas ambruk. Jembatan sepanjang 300 meter tersebut secara tiba-tiba patah dan akhirnya ambruk sepanjang 80 meter saat dilalui warga, pukul 21.30 WIB, Rabu (18/4) malam.
Akibatnya, empat orang warga terpaksa diungsikan segera ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis.
Lima warga yakni Agus (17), Rahmad (16), Hendra (15), Fahmi (16) dan Sri Rahayu (13) mengalami cedera dan diobati ke Puskesmas Panipahan, pukul 22.00 WIB.
Plt camat Panipahan didampingi penghulu Panipahan Darat, Mustar Ali menerangkan, warga jatuh disebabkan kondisi jembatan yang terbuat dari kayu itu sudah lapuk dan tidak kuasa menahan beban lagi.
Umur jembatan sudah tua, sejak diperbaiki pada 2009, hingga sekarang tidak pernah diperbaiki lagi.
“Waktu itu camatnya masih pak Poniran, untuk jembatan dialokasi dana Rp15 juta. Namun sekarang tidak pernah lagi diperbaiki. Jadi kita minta agar ke depan tidak hanya diperbaiki tapi kalau bisa dibuatkan jembatan permanen dari batu,” tukas Mustar Ali.
Dihimbau kepada kalangan pengusaha untuk ikut andil mengantisipasi membuatkan jembatan sementara agar lalu lintas warga tidak terganggu untuk sementara waktu menunggu dibangunnya jembatan pengganti secara permanen.
Kepala Puskesmas Panipahan, dr Netti Juliana menjelaskan, dari lima pasien, dua di antaranya terpaksa dirujuk ke RSUD Pratomo, Bagansiapiapi.
“Sebelumnya kita rawat, namun pasien atas nama Hendra dan Fahmi terpaksa kita rujuk karena kondisinya cukup parah. Di bagian dekat mata kedua korban terluka. Kita khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, mengingat keterbatasan perlengkapan medis yang dimiliki puskesmas,” kata Netti.(muh)