TELULKUANTAN (RIAUPOS.CO) - TIDAK masuknya iven terbesar di Provinsi Riau yaitu pacu jalur ke dalam 100 Wonderful Event di Indonesia, membuat pengamat pacu jalur, Darwis angkat bicara. Menurutnya, banyak persoalan yang membuat pacu jalur kurang diminati wisatawan dari luar.
“Saya menilai, Pemkab Kuansing selama ini kurang mempublikasikan pacu jalur di level nasional. Kita saja sebagai warga Kuansing, kadang kurang tahu kapan pastinya pacu jalur Teluk Kuantan dimulai. Tanggalnya selalu berubah. Bagaimana wisatawan bisa mengagendakan jadwal kunjungannya jauh-jauh hari,” ujar Darwis saat dihubungi Riau Pos, Selasa (19/2).
Persoalan jadwal tersebut, Lanjut Darwis, harus benar-benar matang. Dengan sudah terjadwalnya tanggal kapan mulainya, secara tidak langsung, Pemkab sebenarnya sudah mempublikasikan setiap tahun. Artinya, setiap wisatawan luar yang ingin menyaksikan pacu jalur, sudah memastikan jadwal kunjungan mereka.
Selain itu lanjut Darwis, untuk menunjang tingginya minat wisatawan, harus ada upaya yang serius dilakukan oleh wakil-wakil Kuansing baik yang ada di Provinsi maupun yang ada di pusat. Kalau dilihat dari hadiah, apa yang didapatkan pemenang tidak sebanding dengan biaya seremonial. Meskipun dibalut dengan tradisi tradisional lokal.
“Mestinya Pemkab Kuansing melalui dinas terkait harus bisa melobi pusat mendapatkan anggaran khusus terkait pacu jalur ini. Saya sebagai orang yang selalu terlibat agenda pacu jalur, sangat miris mendengar bahwa pacu jalur tidak masuk dalam 100 Wonderful Event Di Indonesia,” ujar Darwis.
Menanggapi persoalan itu, Kepala Dinas Pariwisata Kuansing, Indra Suwandi ketika dikonfirmasi Senin (18/2) membeberkan alasan tidak masuknya pacu jalur ke dalam 100 wonderful event top, dikarenakan minimnya wisatawan manca negara yang menonton pacu jalur.
“Berdasarkan informasi dari Kemenpar, ada beberapa kreteria yang belum dapat dipenuhi. Salah satunya minimnya wisman yang menyaksikan pacu jalur. Sesuai arahan pak bupati, kedepan, pengelolaan pelaksanaan pacu jalur perlu kita kelola secara profesional dengan tidak mengurangi nilai-nilai dan budaya dari pacu jalur itu sendiri,” harap Indra.(ksm)
(Laporan MARDIA CHAN, Telukkuantan)