SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Selama 2016 sebanyak 50 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di seluruh wilayah Kepulauan Meranti. Penderita DBD lebih banyak anak-anak dibandingkan orang dewasa. Kepala Dinas Kesehatan dr Irwan Suwandi melalui Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Lingkungan (PMKL) dr Ria Sari saat ditemui, Jumat (19/2) menjelaskan bahwa tahun ini memang pihaknya mulai mewaspadai DBD tersebut. Sehingga tidak lebih banyak dari tahun lalu.
“Sepanjang 2015 lalu jumlah kasus DBD sebanyak 310 kasus. Sementara tahun ini baru 50 kasus yang terdiri dari bulan Januari sebanyak 35 kasus dan 15 kasus pada Februari,” sebutnya.
Untuk diketahui pada 2015 lalu terjadi sebanyak dua korban jiwa akibat DBD di Kepulauan Meranti. Namun Pemkab Meranti pada saat itu belum menetapkan menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. Sebab KLB ditetapkan jika sudah mencapai 3 korban jiwa.
Agar tidak timbul korban jiwa seperti tahun lalu Bidang PMKL terus berupaya untuk melakukan pencegahan diri. Mulai dari melakukan sosialisasi, sampai nantinya memberikan bubuk abate.
“Kita sudah mulai memberikan bubuk abate kepada masyarakat melalui puskesmas, poskesdes dan pustu. Jika masyarakat belum mendapatkannya, bisa meminta langsung ke puskesmas,” sebut dr Ria yang menegaskan bubuk abate tersebut tidak dikenakan biaya alias gratis.
Ditegaskannya bahwa jika bubuk abate tahun lalu hanya disiapkan sebanyak satu ton, namun tahun ini disiapkan sebanyak 3 ton. Hal itu untuk memaksimalkan pencegahan DBD terjadi di lingkungan masyarakat.
“Data yang masuk dari pusat bahwa tahun ini masuk siklus lima tahunan, dimana dikhawatirkan kasus DBD akan bertambah tinggi nantinya. Makanya bubuk abate kita siapkan lebih banyak 3 kali lipat dari tahun lalu,” terangnya.(ade)